WEBSITE SEDANG DIKEMBANGKAN

Showing posts with label Manajemen Konstruksi. Show all posts
Showing posts with label Manajemen Konstruksi. Show all posts

5 Tahapan Menuju Alur Kerja Efisien – Desain dan Implementasi BIM bagi Kemajuan Perusahaan Anda



Design
Tahapan ini dapat diselesaikan dengan salah satu atau keduanya yaitu AutoCAD atau Revit.

Pricing
Model dan/atau gambar tersedia untuk harga kontraktor.

Modeling
Membangun rancangan atau model BIM meliputi data material dan/atau peralatan.

Coordination
Mendeteksi bentrokan dan menedit model/rancangan sekaligus menambahkan data detail.

Building
Model dan/atau rancangan mencukupi informasinya untuk membangun proyek. Data operasional dan perawatan ditambahkan.

Read more...

Daftar Aplikasi dan Penyedia Layanan BIM agar Tidak Ketinggalan Zaman dalam Industri Konstruksi


Sangat banyak pilihan dalam aplikasi BIM. Lihat daftarnya dibawah ini.
Meskipun BIM terbilang baru, namun kecendrungan pasar industri konstruksi begitu cepat dalam menerapkan BIM dan bisa dikatakan akan terus berlanjut tanpa ada pilihan untuk tetap mempertahankan gaya industry kontruksi yang lama. Dibawah ini adalah daftar komprehensif dari penyedia layanan BIM dari berbagai kategori.


Architecture
Autodesk Revit Architecture
Graphisoft ArchiCAD
Nemetschek Allplan Architecture
Gehry Technologies - Digital Project Designer
Nemetschek Vectorworks Architect
Bentley Architecture
4MSA IDEA Architectural Design (IntelliCAD)
CADSoft Envisioneer
Softtech Spirit
RhinoBIM (BETA)

Sustainability
Autodesk Ecotect Analysis
Autodesk Green Building Studio
Graphisoft EcoDesigner
IES Solutions Virtual Environment VE-Pro
Bentley Tas Simulator
Bentley Hevacomp
DesignBuilder

Structures
Autodesk Revit Structure
Bentley Structural Modeler
Bentley RAM, STAAD and ProSteel
Tekla Structures
CypeCAD
Graytec Advance Design
StructureSoft Metal Wood Framer
Nemetschek Scia
4MSA Strad and Steel
Autodesk Robot Structural Analysis

MEP
Autodesk Revit MEP
Bentley Hevacomp Mechanical Designer
4MSA FineHVAC + FineLIFT + FineELEC + FineSANI
Gehry Technologies - Digital Project MEP Systems Routing
CADMEP (CADduct / CADmech)

Construction (Simulation, Estimating and Const. Analysis)

Autodesk Navisworks
Solibri Model Checker
Vico Office Suite
Vela Field BIM
Bentley ConstrucSim
Tekla BIMSight
Glue (by Horizontal Systems)
Synchro Professional
Innovaya

Facility Managment
Bentley Facilities
FM:Systems FM:Interact
Vintocon ArchiFM (For ArchiCAD)
Onuma System
EcoDomus
Read more...

10 Tahapan Menuju BIM (Building Information Modelling) supaya Anda Bisa Berakselerasi dan Membuat Pekerjaan Lebih Mudah

Tidak hanya pemerintah saja yang memperhatikan BIM, namun juga industri mandiri lainnya juga menujukkan ketertarikannya pada kerjaan yang bersangkutan dengan BIM, pada sebuah tim BIM yang telah siap bekerja karena mereka sadar akan manfaat dari BIM. Kepintaran, 3D models, dan data yang mengendalikan proses BIM membuat sebuah pekerjaan menjadi lebih mudah seperti koordinasi, komunikasi, dan kolaborasi. BIM telah menujukkan visualisasi yang lebih baik dalam kecepatan penerimaan dari sebuah proyek. Kesinambungan yang aktif pada analisis BIM juga mampu membantu sebuah tim dalam mengurangi dampak lingkungan di sebuah proyek.


Membuat pergerakan
Hampir di seluruh dunia, perusahaan kontraktor dan perencana yang belum mengadopsi BIM sedang berencana untuk menerapkan BIM dengan segera. Banyak dari perusahaan ini khawatir akan kemampuan perusahaan mereka dalam berkompetensi yang akan mengancam keberlangsungan perusahaan jika tidak segera mereka bertransisi ke BIM.  

Sementara itu, dalam penerapannya, BIM merupakan jalan satu arah yang tidak bisa berputar balik. Maka, dari itu berikut ini adalah cara mengatur proses perubahan yang sukses menuju BIM. Berikut ini adalah 10 tahapan yang dapat membantu sekaligus berakselerasi dalam proses dan mengurangi gangguan/kekacauan dalam perubahannya.

10 tahapan menuju BIM

Langkah pertama: ketahui BIM

Buatlah satu atau dua orang dalam perusahaan untuk belajar lebih lanjut mengenai BIM, bagaimana BIM akan mempengaruhi kinerja sebuah tim.

Langkah kedua: komunikasi perubahan kepada orang-orang dalam perusahaan.

Pemimpin dalam perusahaan yang baik akan mengambil alih perintah dan memberitahukan orang-orangnya untuk tahu bahwa perusahaan mereka sedang dalam proses menuju BIM dan itu merupakan kebutuhan kritis bagi perusahaan.

Langkah ketiga: siapkan akun software dan hardware yang dibutuhkan.

BIM bukanlah sebuah aplikasi atau software yang seperti kebanyakan orang bayangkan. Ini adalah sebuah proses kolaborasi yang mempercayai kepintaran 3D models. Tetapi, kalian akan membutuhkan software untuk membuat model tersebut. Ambil waktu untuk mengetahui lebih banyak software yang tersedia dan mulai mempertimbangkan yang mana software yang sudah ada dan cukup untuk mempermudah proses menuju BIM.

Langkah keempat: kembangkan perubahan rencana manajemen.

Rencana ini harus mencakup bagaimana alur kerja dan kinerja yang akan mungkin berubah, siapa saja orang-orang yang akan dilatih, kapan mereka akan mendapatkan pelatihan BIM tersebut, dan bagaimana mereka akan saling mendukung satu dengan yang lainnya ketika mereka mempunyai pertanyaan dan permasalahan dalam proses BIM.

Langkah kelima: mulailah program percontohan dan latihlah tim percontohan itu.

Jika sebelumnya perusahaan melakukan banyak proyek kecil dalam setiap tahunnya, sekarang sudah saatnya untuk mempertimbangkan sebuah proyek utama atau proyek percontohan dan mengambil pelajaran sebelum memulai beberapa proyek besar dan penting lainnya di tahun-tahun berikutnya.

Langkah keenam: dokumentasikanlah proses BIM dengan baik.

Saat proyek percontohan dilaksanakan, sangatlah penting untuk mendokumentasikan prosesnya. Hal ini akan berguna dalam menciptakan standard sebelum memulali proyek utama lainnya yang mana ide anda tentang standard ini mungkin bisa berubah seiring dengan penggunaan BIM.

Langkah ketujuh: kembangkan juara dalam BIM.

Kamu akan menemukan seseorang di dalam perusahaan yang sangat antusias tehadap BIM. Coba tempatkanlah orang tersebut kedalam setiap proyek penting dan kembangkan ia dengan tambahan pendukung yang dapat membantu kerjasama tim dalam mengadopsi BIM.

Langkah kedelapan: latih dan transisikan tim lainnya sepanjang waktu.

Kesalahan umum biasanya adalah melatihkan semua tim BIM hanya sekali, tetapi transisi proyek menuju BIM merupakan proses pelatihan/kursus sepanjang tahun atau dua tahun. Orang-orang biasanya cenderung melupakan proyek sebelumnya pada proyek selanjutnya, tentang apa yang telah mereka pelajari saat dilatih.

Langkah kesembilan: berintegrasi dengan model lainnya dalam BIM.

Berbagi model BIM kepada perusahaan BIM yang mempunyai kapabilitas yang baik untuk melihat manfaat sesungguhnya yang akan didapat dari BIM. Banyak perusahaan mengintegrasikan berbagai model kedalam satu-kesatuan. Padahal, berbagi model akan mengakselerasikan proses koordinasi dan membuka pintu kolaborasi ke tingkat yang lebih lanjut.


Langkah kesepuluh: kembangkan dan berinovasi dengan BIM.

Karena sebuah perusahaan menerapkan BIM, kamu akan menemukan bahwa BIM mampu memvisualisasikan hal yang lebih baru, koordinasi, dan menganalisis kemampuan. Carilah cara untuk mengubah kemampuan-kemampuan baru ini menjadi sebuah nilai, tawaran jasa yan baru untuk owner atau client yang berminat. Komunikasikanlah nilai dari BIM tersebut kepada client anda sekarang maupun yang potensial di dalam pasar anda, dan biarkan mereka mengetahui bahwa perusahaan yang sedang dikembangkan telah siap dan mumpuni memenuhi untuk sebuah BIM.

Read more...

Alat Berat pada Berbagai Jenis Proyek Konstruksi (Proyek Gedung, Jalan, Jembatan, dan Dam)

Pada setiap proyek terdapat keunikan dimana tidak semua alat berat perlu digunakan dalam proyek tersebut. Jenis-jenis proyek yang pada umumnya menggunakan alat berat adalah proyek gedung, pelabuhan, jalan, dam, irigasi, dan sebagainya.



1. Proyek Gedung
Alat berat yang umum digunakan di dalam proyek gedung adalah alat pemancang tiag fondasi (pile drivig), alat penggali (backhoe) yang digunakan untuk penggalian basement, crane untuk pemindahan vertical, truck untuk pemindahan horizontal, concrete mixer, dan lain-lain. Concrete mixer digunakan sebagai pencampur adukan beton dan concrete mixer truck sebagai pengankut campuran beton. Alat pemadat juga sering digunakan untuk memadatkan tanah di sekitar basement.

2. Proyek Jalan
Proyek jalan pada umumnya menggunakan alat gali, truck, dozer, grader, alat pemadat, loader, dan lain-lain. Alat gali digunakan untuk menggali saluran di sekitar badan jalan. Bulldozer berfungsi untuk mengupas tanah dan grader untuk membentuk permukaan tanah. Loader digunakan sebagai pemuat tanah ke dalam truck. Untuk jalan dengan perkerasan lentur digunakan asphalt mixing plant yang berfungsi untuk mencampurkan bahan campuran aspal yang kemudiian disebarkan, diratakan, dan dipadatkan dengan  menggunakan asphalt finisher. Sedangkan untuk perkerasan kaku beton diolah dengan menggunakan concrete batching plant yang kemudian dipindahkan dengan menggunakan truck mixer.

3. Proyek Jembatan
Alat berat yang digunkaan untuk proyek jembatan antara lain adalah alat pemancang tiang fondasi, alat penggali, crane, truck, concrete mixer atau concrete mixer truck, alat pemadat,   dan lain-lain.

4. Proyek Dam

Proyek dam pada umumnya menggunakan alat penggali tanah, crane, truck, concrete mixer atau concrete mixer truck, alat pemadat tanah, loader, bulldozer, grader. Alat penggali tanah yang umum digunakan untuk proyek dam berupa backhoe atau front shovel. Concrete mixer digunakan untuk pembuatan dinding penahan tanah.
Read more...

2 Pengklasifikasian Alat Berat (Fungsional dan Operasional) untuk Pekerjaan Konstruksi yang lebih Cepat dan Mudah

Alat berat merupakan faktor penting di dalam proyek, terutama proyek-proyek konstruksi dengan skala yang besar. Tujuan penggunaan alat-alat berat tersebut untuk memudahkan manusia dalam mengerjakan pekerjaannya sehingga hasil yang diharapkan dapat tercapai dengan lebih mudah pada waktu yang relatif lebih singkat.


1. Klasifikasi Fungsional Alat Berat

Klasifikasi fungsional alat berat merupakan pembagian alat berat berdasarkan fungsi-fungsi utama alat berat. Berdasarkan fungsinya alat berat dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Alat Pengolah Lahan
Kondisi lahan proyek kadang-kadang masih merupakan lahan yang harus dipersiapkan sebelum lahan tersebut mulai diolah. Jika pada lahan tersebut masih terdapat semak atau pepohonan maka pembukaan lahan dapat dilakukan dengan menggunakan dozer. Untuk pengangkatan lapisan tanah paling atas dapat digunakan scraper. Sedangkan untuk pembentukan permukaan lahan agar rata, selain dozer dapat digunakan juga motor grader.

b. Alat Penggali
Jenis alat ini dikenal juga dengan excavator. Beberapa alat berat yang digunakan menggali tanah dan batuan. Alat-alat berat yang termasuk dalam kategori ini adalah front shovel, backhoe, dragline, dan clamshell.

c. Alat Pengangkut Material
Pengangkutan material lepas dengan jarak tempuh yang relative jauh, alat berat yang digunakan berupa belt, truck, dan wagon. Alat-alat ini memerlukan alat lain yang membantu memuat material ke dalamnya. Selain alat berat tersebut, crane termasuk di dalam kategori alat pengangkut material karena alat ini dapat mengangkut material secara vertical dan kemudian mmindahkannya secara horizontal, namun pada jarak jangkau yang relative kecil.

d. Alat Pemindah Material
Alat berat yang termasuk dalam kategori ini adalah alat berat yang biasanya tidak digunakan sebagai alat transportasi tetapi digunakan untuk memindahkan material dari satu alat kea lat berat yang lain. Loader dan dozer adalah alat pemindah material.

e. Alat Pemadat
Apabila suatu lahan dilakukan penimbunan, pada lahan tersebut perlu dilakukan pemadatan. Pemadatan juga dilakukan untuk pembuatan jalan, baik itu jalan tanah maupun jalan dengan perkerasan lentur ataupun perkerasan kaku. Alat berat yang termasuk sebagai alat pemadat adalah tamping roller, pneumatic-tired roller, compactor, dan lain-lain.

f. Alat Pemroses Material
Alat ini digunakan untuk mengubah batuan dan mineral alam menjadi suatu bentuk dan ukuran yang diinginkan. Hasilk dari alat ini misalnya adalah batuan bergradasi, semen, beton, dan aspal. Alat berat yang termasuk dalam kategori ini adalah crusher. Alat yang dapat mencampur material-material di atas juga dikategorikan ke dalam alat pemroses material seperti concrete batch plant dan asphalt mixing plant.

g. Alat Penempatan Akhir Material
Alat berat digolongkan pada kategori ini karena fungsinya adalah untuk menempatkan material pada tempat yang ditentukan. Di tempat atau lokasi ini material disebarkan secara merata dan dipadatkan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan. Alat berat yang termasuk di dalam kategori ini adalah concrete spreader, asphalt paver, motor grader, dan alat pemadat.

2. Klasifikasi Operasional Alat Berat

Alat perat, pada pengoperasiannya dapat dipindahan dari satu tempat ke tempat lain dan ada juga yang tidak dapat digerakkan atau statis. Dengan demkian klasifikasi alat berat berdasarkan pergerakannya dapat dibagi sebagai berikut:

a. Alat dengan Penggerak
Alat penggerak merupakan bagian dari alat berat yang menerjemahkan hasil dari mesin menjadi kerja. Bentuk dari alat penggerak tersebut adalah crawler atau roda kelabang dan ban karet. Sedangkan belt merupakan alat penggerak pada conveyor belt.

b. Alat Statis
Alat berat yang terrmasuk di dalam klasifikasi ini adalah tower crane, batching plant baik untuk beton maupun untuk aspal, serta crusher plant.
Read more...

9 Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Alat Berat, Bahaya! Jangan sampai Salah Pilih

Pemilihan alat berat dilakukan pada tahap perencanaan, dimana jenis, jumlah, kapasitas alat berat merupakan factor penentu. Tidak semua jenis alat berat dapat digunakan untuk setiap proyek konstruksi, oleh sebab itu pemilihan alat berat yang tepat sangatlah diperlukan. Apabila terjadi kesalahan dalam pemilihan alat berat maka akan terjadi keterlambatan di dalam pelaksanaan, biaya proyek yang membengkak, dan hasil yang tidak sesuai dengan rencana.

Di dalam pemilihan alat berat, ada beberapa factor yang harus diperhatikan sehingga kesalahan di dalam pemilihan alat dapat dihindarkan. Factor-faktor tersebut antara adalah sebagai berikut:


1. Fungsi yang harus dilaksanakan
Alat berat dikelompokkan berdasarkan fungsinya seperti menggali, mengangkut, meratakan permukaan, dan lain-lain. Dengan demikian, pemilihan alat berat harus benar-benar memperhatikan jenis pekerjaan apa yang akan dilaksanakan.

2. Kapasitas alat berat
Pemilihan alat  berat didasarkan oada volume total atau berat material yang harus diangkut atau dikerjakan. Kapasitas alat yang dipilih harus sesuai sehingga pekerjaan dapat diselesaikan pada waktu yang telah ditentukan.

3. Cara operasi
Alat berat dipilih berdasarkan arah (horizontal maupun vertical) dan jarak gerakan, kecepatan, frekuensi gerakan, dan lain-lain.

4. Pembatasan dari metode yang digunakan
Pembatasan yang memperngaruhi pemilihan alat berat antara lain peraturan lalulintas, biaya, dan pembongkaran. Selain itu metode konstruksi yang dipakai data membuat pemilihan alat dapat berubah.

5. Ekonomi
Selain biaya investasi atau biaya sewa peralatan, biaya operasi dan pemeliharaan merupakan factor penting di dalam pemilihan alat berat.

6. Jenis proyek
Ada beberapa jenis proyek yang umumnya menggunakan alat berat. Proyek-proyek tersebut antara lain proyek gedung, pelabuhan, jalan, jembatan, irigasi, pembukaan hutan, dam, dan sebagainya.

7. Lokasi proyek
Lokasi proyek juga merupakan hal lain yang penting diperhatikan dalam pemilihan alat berat. Sebagai contoh lokasi proyek di dataran tinggi memerlukan alat berat berbeda dengan sebaliknya.

8. Jenis dan daya dukung tanah
Jenis tanah di lokasi proyek dan jenis material yang akan dikerjakan dapat mempengaruhi alat berat yang akan dipakai. Tanah dapat dalam kondisi padat, lepas, keras, atau lembek.

9. Kondisi lapangan
Kondisi dengan medan yang sulit dan medan yang relative baik merupakan factor lain yang mempengaruhi pemilihan alat berat.
Read more...

Macam-Macam Alat Berat yang Sangat Membantu dalam Pekerjaan Proyek Konstruksi

Alat berat merupakan faktor penting di dalam proyek, terutama proyek-proyek konstruksi dengan skala yang besar. Tujuan penggunaan alat-alat berat tersebut untuk memudahkan manusia dalam mengerjakan pekerjaannya sehingga hasil yang diharapkan dapat tercapai dengan lebih mudah pada waktu yang relatif lebih singkat.




A. Pengklasifikasian Alat Berat

1. Klasifikasi Fungsional Alat Berat
Klasifikasi fungsional alat berat merupakan pembagian alat berat berdasarkan fungsi-fungsi utama alat berat. Berdasarkan fungsinya alat berat dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Alat Pengolah Lahan
Kondisi lahan proyek kadang-kadang masih merupakan lahan yang harus dipersiapkan sebelum lahan tersebut mulai diolah. Jika pada lahan tersebut masih terdapat semak atau pepohonan maka pembukaan lahan dapat dilakukan dengan menggunakan dozer. Untuk pengangkatan lapisan tanah paling atas dapat digunakan scraper. Sedangkan untuk pembentukan permukaan lahan agar rata, selain dozer dapat digunakan juga motor grader.
 
b. Alat Penggali
Jenis alat ini dikenal juga dengan excavator. Beberapa alat berat yang digunakan menggali tanah dan batuan. Alat-alat berat yang termasuk dalam kategori ini adalah front shovel, backhoe, dragline, dan clamshell.

c. Alat Pengangkut Material
Pengangkutan material lepas dengan jarak tempuh yang relative jauh, alat berat yang digunakan berupa belt, truck, dan wagon. Alat-alat ini memerlukan alat lain yang membantu memuat material ke dalamnya. Selain alat berat tersebut, crane termasuk di dalam kategori alat pengangkut material karena alat ini dapat mengangkut material secara vertical dan kemudian mmindahkannya secara horizontal, namun pada jarak jangkau yang relative kecil.

d. Alat Pemindah Material
Alat berat yang termasuk dalam kategori ini adalah alat berat yang biasanya tidak digunakan sebagai alat transportasi tetapi digunakan untuk memindahkan material dari satu alat kea lat berat yang lain. Loader dan dozer adalah alat pemindah material.

e. Alat Pemadat
Apabila suatu lahan dilakukan penimbunan, pada lahan tersebut perlu dilakukan pemadatan. Pemadatan juga dilakukan untuk pembuatan jalan, baik itu jalan tanah maupun jalan dengan perkerasan lentur ataupun perkerasan kaku. Alat berat yang termasuk sebagai alat pemadat adalah tamping roller, pneumatic-tired roller, compactor, dan lain-lain.

f. Alat Pemroses Material
Alat ini digunakan untuk mengubah batuan dan mineral alam menjadi suatu bentuk dan ukuran yang diinginkan. Hasilk dari alat ini misalnya adalah batuan bergradasi, semen, beton, dan aspal. Alat berat yang termasuk dalam kategori ini adalah crusher. Alat yang dapat mencampur material-material di atas juga dikategorikan ke dalam alat pemroses material seperti concrete batch plant dan asphalt mixing plant.

g. Alat Penempatan Akhir Material
Alat berat digolongkan pada kategori ini karena fungsinya adalah untuk menempatkan material pada tempat yang ditentukan. Di tempat atau lokasi ini material disebarkan secara merata dan dipadatkan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan. Alat berat yang termasuk di dalam kategori ini adalah concrete spreader, asphalt paver, motor grader, dan alat pemadat.

2. Klasifikasi Operasional Alat Berat
Alat perat, pada pengoperasiannya dapat dipindahan dari satu tempat ke tempat lain dan ada juga yang tidak dapat digerakkan atau statis. Dengan demkian klasifikasi alat berat berdasarkan pergerakannya dapat dibagi sebagai berikut:

a. Alat dengan Penggerak
Alat penggerak merupakan bagian dari alat berat yang menerjemahkan hasil dari mesin menjadi kerja. Bentuk dari alat penggerak tersebut adalah crawler atau roda kelabang dan ban karet. Sedangkan belt merupakan alat penggerak pada conveyor belt.

b. Alat Statis
Alat berat yang terrmasuk di dalam klasifikasi ini adalah tower crane, batching plant baik untuk beton maupun untuk aspal, serta crusher plant.

B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Alat Berat

Pemilihan alat berat dilakukan padatahap perencanaan, dimana jenis, jumlah, kapasitas alat berat merupakan factor penentu. Tidak semua jenis alat berat dapat digunakan untuk setiap proyek konstruksi, oleh sebab itu pemilihan alat berat yang tepat sangatlah diperlukan. Apabila terjadi kesalahan dalam pemilihan alat berat maka akan terjadi keterlambatan di dalam pelaksanaan, biaya proyek yang membengkak, dan hasil yang tidak sesuai dengan rencana.

Di dalam pemilihan alat berat, ada beberapa factor yang harus diperhatikan sehingga kesalahan di dalam pemilihan alat dapat dihindarkan. Factor-faktor tersebut antara adalah sebagai berikut:

1. Fungsi yang harus dilaksanakan
Alat berat dikelompokkan berdasarkan fungsinya seperti menggali, mengangkut, meratakan permukaan, dan lain-lain. Dengan demikian, pemilihan alat berat harus benar-benar memperhatikan jenis pekerjaan apa yang akan dilaksanakan.

2. Kapasitas alat berat
Pemilihan alat  berat didasarkan oada volume total atau berat material yang harus diangkut atau dikerjakan. Kapasitas alat yang dipilih harus sesuai sehingga pekerjaan dapat diselesaikan pada waktu yang telah ditentukan.

3. Cara operasi
Alat berat dipilih berdasarkan arah (horizontal maupun vertical) dan jarak gerakan, kecepatan, frekuensi gerakan, dan lain-lain.

4. Pembatasan dari metode yang digunakan
Pembatasan yang memperngaruhi pemilihan alat berat antara lain peraturan lalulintas, biaya, dan pembongkaran. Selain itu metode konstruksi yang dipakai data membuat pemilihan alat dapat berubah.

5. Ekonomi
Selain biaya investasi atau biaya sewa peralatan, biaya operasi dan pemeliharaan merupakan factor penting di dalam pemilihan alat berat.

6. Jenis proyek
Ada beberapa jenis proyek yang umumnya menggunakan alat berat. Proyek-proyek tersebut antara lain proyek gedung, pelabuhan, jalan, jembatan, irigasi, pembukaan hutan, dam, dan sebagainya.

7. Lokasi proyek
Lokasi proyek juga merupakan hal lain yang penting diperhatikan dalam pemilihan alat berat. Sebagai contoh lokasi proyek di dataran tinggi memerlukan alat berat berbeda dengan sebaliknya.

8. Jenis dan daya dukung tanah
Jenis tanah di lokasi proyek dan jenis material yang akan dikerjakan dapat mempengaruhi alat berat yang akan dipakai. Tanah dapat dalam kondisi padat, lepas, keras, atau lembek.

9. Kondisi lapangan
Kondisi dengan medan yang sulit dan medan yang relative baik merupakan factor lain yang mempengaruhi pemilihan alat berat.

C. Alat Berat pada Berbagai Jenis Proyek Konstruksi

Pada setiap proyek terdapat keunikan dimana tidak semua alat berat perlu digunakan dalam proyek tersebut. Jenis-jenis proyek yang pada umumnya menggunakan alat berat adalah proyek gedung, pelabuhan, jalan, dam, irigasi, dan sebagainya.

1. Proyek Gedung
Alat berat yang umum digunakan di dalam proyek gedung adalah alat pemancang tiag fondasi (pile drivig), alat penggali (backhoe) yang digunakan untuk penggalian basement, crane untuk pemindahan vertical, truck untuk pemindahan horizontal, concrete mixer, dan lain-lain. Concrete mixer digunakan sebagai pencampur adukan beton dan concrete mixer truck sebagai pengankut campuran beton. Alat pemadat juga sering digunakan untuk memadatkan tanah di sekitar basement.

2. Proyek Jalan
Proyek jalan pada umumnya menggunakan alat gali, truck, dozer, grader, alat pemadat, loader, dan lain-lain. Alat gali digunakan untuk menggali saluran di sekitar badan jalan. Bulldozer berfungsi untuk mengupas tanah dan grader untuk membentuk permukaan tanah. Loader digunakan sebagai pemuat tanah ke dalam truck. Untuk jalan dengan perkerasan lentur digunakan asphalt mixing plant yang berfungsi untuk mencampurkan bahan campuran aspal yang kemudiian disebarkan, diratakan, dan dipadatkan dengan  menggunakan asphalt finisher. Sedangkan untuk perkerasan kaku beton diolah dengan menggunakan concrete batching plant yang kemudian dipindahkan dengan menggunakan truck mixer.

3. Proyek Jembatan
Alat berat yang digunkaan untuk proyek jembatan antara lain adalah alat pemancang tiang fondasi, alat penggali, crane, truck, concrete mixer atau concrete mixer truck, alat pemadat,   dan lain-lain.

4. Proyek Dam

Proyek dam pada umumnya menggunakan alat penggali tanah, crane, truck, concrete mixer atau concrete mixer truck, alat pemadat tanah, loader, bulldozer, grader. Alat penggali tanah yang umum digunakan untuk proyek dam berupa backhoe atau front shovel. Concrete mixer digunakan untuk pembuatan dinding penahan tanah.
Read more...

Apa Saja Peralatan yang Digunakan dalam Proyek Konstruksi? Jangan Sampai Anda tidak Paham

Ada beberapa peralatan yang biasa digunakan dalam industry konstruksi baik dalam skala besar maupun kecil. Berbagai jenis peralatan itu dapat digunakan konstruksi bangunan atau struktur, konstruksi jalan, pekerjaan pelabuhan atau bawah air, ataupun pekerjaan konstruksi infrastruktur energi dll dsb. Ada berbagai macam peralatan yang beroperasi pada proyek konstruksi, dalam lingkup skala besar atau kecil seperti penggalian, pemindahan bahan bangunan, pemadatan, penimbunan, pengeboran dll dsb.


Peralatan konstruksi dapat dikategorikan menjadi 5 bagian berdasarkan tujuan dan penggunaannya. Berikut ini adalah penjelasannya:
  1.  Peralatan pemindaian tanah
  2.  Kendaraan konstruksi
  3.  Perlatan penanganan material
  4.  Peralatan konstruksi
  5.  Peralatan terowongan


Peralatan pemindaian tanah
  1. Excavators
  2. Graders
  3. Loaders
  4. Skid loader
  5. Crawler loaders
  6. Backhoe
  7. Bulldozers
  8. Trenchers
  9. Scrapers
  10. Wheeled loading shovels

Kendaraan konstruksi
  1. Tippers
  2. Dumbers
  3. Trailers
  4. Tankers

Peralatan penanganan material
  1. Crane
  2. Conveyors
  3. Hoists
  4. Fork Lifts

Peralatan konstruksi
  1. Concrete Mixture
  2. Compactors
  3. Pavers
  4. Road Rollers

Peralatan Terowongan
  1. Road Headers
  2. Tunnel Boring Machines (TBM)
Read more...

Teknik Dewatering, Solusi untuk Proyek Konstruksi

Apa itu dewatering?
Dewatering atau konstruksi dewatering adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan tindakan menghilangkan/mengurangi air tanah atau air permukaan dari lokasi konstruksi. Biasanya proses pengeringan (dewatering) dilakukan dengan memompa atau menguapkan yang dilakukan sebelum penggalian untuk pijakan awal atau untuk menurunkan permukaan air tanah yang dapat menyebabkan terjadinya masalah selama masa penggalian. Proses dewatering juga bisa berarti proses memindahkan/mengalirkan air dari suatu lokasi ke lokasi lainnya atau proses pemindahan air tanah.


Penerapan dewatering yang benar tentu akan berdampak baik pada sebuah proyek konstruksi dengan memenuhi beberapa praktik yang sesuai dengan ketentuan dan menghindarkan proyek dari masalah yang disebabkan dari pencemaran/bahaya air tanah.

dewatering. sumber klik disini

Mengapa dewatering?
Penerapan dewatering digunakan pada sebagian besar proyek konstruksi karena dalam proyek konstruksi ini air harus dikendalikan/diatur agar sebuah proyek tetap dalam kondisi yang aman sesuai perencanaan. Biasanya pembangun hanya berpikir untuk mengalirkan air dengan pompa ke suatu lokasi lain tanpa mempertimbangkan dampak dan memperhatikan proses kemana air tersebut dialirkan. Dalam dewatering hal ini menjadi perlu dan penting untuk diatur sehingga proyek bisa bekerja dan dikerjakan secara maksimal.

Tindakan pencegahan dalam dewatering
Penerapan dewatering harus dilakukan dengan benar untuk menghindari terjadinya hal yang membahayakan seperti erosi atau pengikisan tanah di lapangan. Hal ini juga penting untuk memilih lokasi pembuangan/pelepasan air, meskipun lokasi tersebut terlihat aman jauh dari proyek atau pekerja proyek.

Ada beberapa hal yang dapat digunakan untuk menghilangkan sedimen saat memompa air, seperti kantong dewatering (dewatering bags). Ketika memilih lokasi pembuangan/pelepasan air, ada beberapa hal yang harus diingat yaitu:

  • Air tidak boleh langsung dipompa ke lereng.
  • Penerapan dewatering disarankan adanya dukungan berupa lahan hijau jika tersedia.
  • Sangat penting untuk memperhatikan dan memberhentikan proses dewatering jika area tersebut menunjukkan tanda bahaya seperti ketidakstabilan atau akan terjadinya erosi
  • Saluran yang digunakan untuk proses dewatering harus stabil dan lebih baik jika sudah dilindungi oleh rumput/tumbuh-tumbuhan.
  • Hindari dewatering saat hujan deras karena proses infiltrasi berada pada tingkat minimum dan air akan bergerak lebih pelan atau proses dewatering tersebut bisa dikatakan tidak berfungsi
  • Jangan melakukan dewatering pada air yang telah terkonstaminasi oleh minyak, produk kimia atau semacamnya secara langsung. Dalam hal ini mungkin proses pemisahan air dan minyak mungkin dibutuhkan.
  • Izin dan persyaratan tambahan mungkin dibutuhkan dari lokasi setempat atau instansi terkait
  • Sangat penting untuk memahami tinggi permukaan air tanah di lokasi, karena mungkin air bawah permukaan tanah selalu mendekati permukaan, sehingga rencana dewatering bisa saja tidak bekerja.
  • Teknik dewatering dengan melakukan pemompaan dalah mungkin yang paling umum yang bisa jadi pilihan.

Bagaimana cara menggunakan dewatering bags
Dewatering bags terbuat dari bahan pabrikasi geotekstil yang kuat yang digunakan untuk menyaring air dari adanya sedimen dengan cara menghilangkan atau menahan sedimen tersebut. Dewatering bags biasanya digunakan pada lokasi dewatering dengan lokasi konstruksi yang mempunyai tingkat permukaan air tanah yang tinggi atau berada dekat dengan garis pantai/sungai. Kantong ini harus disesuaikan berdasarkan laju aliran air di pompa dan jenis sedimen.

Metode dewatering
Pengeringan konstruksi dari penggalian terbuka atau parit dapat dilakukan dengan beberapa metode. Namun, yang paling sederhana adalah menguras gravitasi menggunakan saluran drainase yang membawa air dari daerah tersebut untuk dibawa ke titik pembuangan. Cara lain yang layak untuk pengeringan air adalah pemompaan air, menyedot dan / atau menggunakan ember mesin konstruksi besar untuk meraup dan membuang air dari area yang dipilih. 

Saluran bumi yang digunakan untuk pengeringan juga bisa dilindungi dengan selokan parit, dan perlindungan tambahan harus ditempatkan untuk mengurangi kecepatan air dan meminimalkan erosi. Disarankan untuk membangun perlindungan revetment riprap dengan geotekstil untuk mencegah erosi tambahan pada titik pembuangan.

Mencegah air dari pengaruhnya ke lokasi konstruksi

Bila diketahui bahwa permeabilitas tanah yang rendah, dapat ditemukan, solusi yang mungkin untuk mengurangi proses pengurasan adalah mengisolasi strata permeabel dari sumber air lainnya. Terkadang, tumpukan lembaran, dinding lumpur, dan tirai grout dapat digunakan sebagai metode untuk mencegah air masuk ke parit atau pondasi. 

Meskipun solusi ini tidak akan menghilangkan masalah, ini adalah rencana yang sangat bagus untuk digunakan tingkat permukaan air tinggi, karena masih perlu memompa atau mengeluarkan air dari pondasi atau parit karena curah hujan dan air yang terperangkap di daerah tersebut. Bergantung pada penggunaan sistem, analisis teknik yang lengkap akan diperlukan untuk menganalisis bagaimana proses ini mempengaruhi area lain.
Read more...

 

TeknikSipil.NET Copyright © 2018