WEBSITE SEDANG DIKEMBANGKAN

Showing posts with label Geoteknik. Show all posts
Showing posts with label Geoteknik. Show all posts

Cara Menghitung Daya Dukung Tanah Untuk Merencanakan Struktur Pondasi Bangunan

Untuk dapat merencanakan suatu struktur pondasi dengan baik, maka seorang ahli teknik hendaknya memahami dasar-dasar mekanika tanah.  Dari besaran-besaran dalam mekanika tanah tersebut, maka dapat dihitung daya dukung tanah yang menjadi dasar bagi suatu elemen pondasi. Terzaghi (1943) merupakan orang pertama yang memberikan teori secara komprehensif mengenai daya dukung tanah ultimit untuk pondasi dangkal.

Beberapa persamaan yang sering digunakan untuk menghitung daya dukung tanah pada pondasi dangkal adalah:

Untuk pondasi lajur/menerus

qu = c’Nc + qNq + ½ gBNg

Untuk pondasi persegi

 qu = 1,3c’Nc + qNq + 0,4gBNg

Untuk pondasi bentuk lingkaran

 qu = 1,3c’Nc + qNq + 0,3gBNg 

Daya Dukung Tanah

Selanjutnya untuk memperoleh daya dukung ijin, maka besarnya daya dukung ultimit, qu , tersebut harus dibagi dengan suatu angka keamanan (safety factor) yang umumnya diambil sama dengan 3.



Read more...

Rekayasa Pondasi Pada Teknik Sipil

Pondasi dalam istilah ilmu teknik sipil dapat didefinisikan sebagai bagian dari struktur bangunan yang berhubungan langsung dengan tanah dan berfungsi untuk menyalurkan beban-beban yang diterima dari struktur atas ke lapisan tanah. Proses disain struktur pondasi memerlukan analisis yang cukup lengkap, meliputi kondisi/jenis struktur atas, beban-beban kerja pada struktur, profil dari lapisan tanah tempat bangunan/struktur tersebut berada serta kemungkinan terjadinya penurunan (settlement).

Pondasi dari suatu struktur pada umumnya terdari dari satu atau lebih elemen-elemen pondasi. Elemen pondasi adalah elemen transisi antara tanah atau batuan dengan struktur atas (upperstructure). 

beberapa langkah yang perlu diambil pada
suatu proses disain struktur pondasi :
  1. Penentuan Beban Rencana
  2. Penyelidikan Tanah
  3. Pemilihan Jenis Pondasi
  4. Penentuan Dimensi Pondasi
  5. Tahap Konstruksi 

Jenis dan Tipe-Tipe Pondasi 

Suatu elemen pondasi harus mampu mendistribusikan dan mentransmisikan beban – beban mati maupun beban – beban dinamik dari struktur atas ke lapisan tanah keras, sehingga tidak terjadi perbedaan penurunan (differential settlement) yang besar. Pemilihan jenis pondasi pada dasarnya tergantung pada letak kedalaman dari tanah keras.

Pada umumnya jenis pondasi dapat dikelompokkan menjadi dua bagian besar, yaitu •

  • pondasi dangkal (yang memiliki dasar pondasi pada kedalaman maksimal 2 m dari muka tanah asli)
  • pondasi dangkal (yang memiliki kedalaman tanah keras lebih dari 2 meter).


Jenis Pondasi Dangkal

Pondasi dangkal terdiri dari beberapa macam, antara lain pondasi telapak, pondasi lajur, pondasi gabungan serta pondasi raft/rakit (atau sering disebut juga mat foundation).

Gambar: Jenis Pondasi

Jenis-Jenis Pondasi Dalam

Pada beberapa kondisi yang dijumpai di lapangan, terkadang lapisan tanah keras sebagai dasar pondasi, terletak cukup dalam dari lapisan muka tanah.  Atau dengan kata lain, lapisan tanah tersebut memiliki daya dukung yang kurang bagus. Sebagai akibatnya maka seorang ahli teknik tidak dapat menggunakan sistem pondasi dangkal, dan sebagai alternatifnya dapat dipilih sistem pondasi dalam berupa tiang pancang atau tiang bor. [upj]
Read more...

Teknik Sipil

Teknik sipil adalah salah satu cabang ilmu teknik antara lain mempelajari tata cara merancang, membangun, dan merenovasi bangunan dan infrastruktur masyarakat. Bidang keilmuan teknik sipil sangat luas, yakni meliputi bidang keilmuan matematika, fisika, biologi, kimia, geologi, kehutanan atau bahkan ilmu komputer yang mempunyai peranan masing-masing. Cabang keilmuan teknik sipil berkembang seiring dengan perkembangan manusia dan pergerakannya. Dunia teknik sipil sangat erat kaitannya dengan ilmu rekayasa bahkan ada istilah untuk menggambarkan cabang keilmuan ini yakni teknik sipil mampu merubah hutan menjadi kota besar.

Gambar: Ilustrasi Bidang Dalam Teknik Sipil


Didalam portal Tekniksipil.net akan berisi tentang beberapa Bidang dalam teknik sipil yaitu

Bidang Geoteknik :

  • Disain Pondasi Dalam
  • Disain Pondasi I
  • Disain Pondasi II
  • Mekanika Batuan
  • Mekanika Tanah I
  • Mekanika Tanah II
  • Pengantar Dinamika Tanah
  • Rancangan Geoteknik I
  • Rancangan Geoteknik II
  • Geologi Teknik 

Bidang Transportasi

  • Geometrik Jalan Raya
  • Keselamatan Transportasi & Lingkungan
  • Logistik dan Angkutan Barang
  • Perancangan Geometrik Jalan Raya
  • Perancangan Konstruksi Jalan Raya
  • Perenc & Pemodelan Transportasi
  • Perkerasan Jalan
  • Praktikum Perkerasan Jalan
  • Rekayasa Jalan Rel
  • Rekayasa Lalu Lintas I
  • Rekayasa Lalu Lintas II
  • Rekayasa Lapangan Terbang
  • Rekayasa Terminal
  • Sistem Angkutan Umum
  • Sistem Transportasi 

Bidang Struktur

  • Analisa Struktur I
  • Analisa Struktur II
  • Struktur Baja I
  • Teori Elastisitas dan Plastisitas

Bidang Manajemen Rekayasa Konstruksi

  • Manajemen Peralatan Konstruksi
  • Metode Pelaksanaan Konstruksi
  • Perancangan RAB 

Bidang Hidrologi Teknik

  • Bangunan Tenaga Air
  • Drainase Perkotaan
  • Hidrologi Terapan
  • Manajemen Air
  • Rekayasa Sistem Air Bersih
  • Transportasi Sedimen
Read more...

Metode-metode Stabilisasi Tanah supaya Pekerjaan Konstruksi di lapangan Menjadi Layak dan Aman



Stabilisan tanah adalah sebuah proses yang dipakai untuk meningkatkan engineering properties dari tanah dan hal tersebut akan membuat tanah lebih stabil. Stabilisai tanah dibutuhkan ketika tanah yang ada pada konstruksi tidak layak atau tidak sesuai dengan kebutuhan untuk pelaksanaan struktur tertentu. yang dimaksud di sini adalah seperti pemadatan tanah, pre-konsolidasi, penyaluran/perembesan air dan berbagai macam proses serupa lainnya.


Kegunaan dari stabilisai tanah dilaksanakan untuk berbagai macam tujuan. Hal itu meningkatkan property tanah seperti yang di-list-kan di bawah ini.

1. Stabilisasi tanah digunakan untuk mengurangi tingkat perembesan dan kemampatan dari massa tanah pada struktur tanah dan meningkatkan kekuatannya.
2. Stabilisai tanah digunakan untuk meningkatkan kapasitas daya dukung fondasi tanah.
3. Stabilisasi tanah digunakan untuk konstruksi jalan raya dan lapangan terbang.
4. Stabilisasi tanah digunakan untuk area lalu lintas pada periode singkat untuk keperluan darurat.
5. Stabilisasi tanah digunakan untuk meningkatkan massa unit dari tanah.
6. Stabilisasi tanah digunakan untuk menurangi rasio pori dari tanah.
7. Stabilisasi tanah digunakan untuk meningkatkan kekuatan tanah.

Setelah mengetahui tujuan atau kegunaan dari stabilisasi tanah, maka diperlukan metode apa saja yang akan diterapkan untuk mencapainya.

1. Stabilisasi dengan material semen
2. Stabilisasi dengan material kapur
3. Stabilisasi dengan bahan kimia
4. Stabilisasi dengan campuran material batu bara (batu bara yang masih muda)
5. Stabilisasi dengan campuran beton
6. Stabilisasi dengan geotekstil (ini paling popular)
7. Stabilisasi dengan perkuatan tanah itu sendiri (dengan tanah yang stabil)
Read more...

Komponen pada Struktur Jalan yang Harus Dipahami supaya Tidak Bingung Jika Terjun Dilapangan


Tipikal komponen dari sistem lapisan jalan
Beberapa elemen akan membentuk jalan. Setiap lapisan pada jalan mewakili satu elemen pada sistem lapisan jalan. Semua elemen-elemen ini bekerja sama untuk mendukung terbentuknya kualitas layanan lapisan jalan yang baik.

Berikut dibawah ini akan dijelaskan komponen-komponen apa saja yang terdapat pada struktur jalan secara umum yang ada dan biasa dilaksanakan di lapangan.

Sub Grade
Lapisan atas dari tanah di atas pondasi biasanya disebut dengan sub grade. Tebal lapisan sub grade ditentukan dengan mengurangi total ketebalan dari lapisan jalan dari lapisan atas paling atas jalan. Kekuatan dan ketahanan dari jalan sangat bergantung pada lapisan ini oleh karena itu lapisan ini menjadi begitu penting.

Sub Base
Ketika kapasitas layan tanah buruk dan intensitas lalu lintas tinggi maka sebuah lapisan tambahan ditambahkan antara lapisan tanah dan lapisan sub grade. Lapisan tambahan ini disebut lapisan sub grade.

Base
Fondasi dari struktur jalan disebut base. Ketebalan lapisan ini seharusnya lebih dari 30 cm atau menyesuaikan dengan desain dan kebutuhan. Bagian bawah dari lapisan ini menerima dampak dari lalu lintas melalui lapisan kasar yang ada dan mentransfernya ke lapisan sub base dan sub grade.

Wearing coarse
Lapisan perkerasan dari jalan disebut wearing coarse atau lapisan permukaan jalan. Lapisan ini haruslah stabil, tahan lama dan kedap air. Lapisan wearing coarse munkin akan dilapisi sebanyak 1 atau 2 kali tergantung total ketebalan desain dan masing-masing lapisan tidak kurang dari 10 cm. ketebalan dari lapisan permukaan jalan tergantung dari tipe lalu lintas di atasnya, intensitas lalu lintas dan jenis material yang digunakan.

Read more...

Alat Berat pada Berbagai Jenis Proyek Konstruksi (Proyek Gedung, Jalan, Jembatan, dan Dam)

Pada setiap proyek terdapat keunikan dimana tidak semua alat berat perlu digunakan dalam proyek tersebut. Jenis-jenis proyek yang pada umumnya menggunakan alat berat adalah proyek gedung, pelabuhan, jalan, dam, irigasi, dan sebagainya.



1. Proyek Gedung
Alat berat yang umum digunakan di dalam proyek gedung adalah alat pemancang tiag fondasi (pile drivig), alat penggali (backhoe) yang digunakan untuk penggalian basement, crane untuk pemindahan vertical, truck untuk pemindahan horizontal, concrete mixer, dan lain-lain. Concrete mixer digunakan sebagai pencampur adukan beton dan concrete mixer truck sebagai pengankut campuran beton. Alat pemadat juga sering digunakan untuk memadatkan tanah di sekitar basement.

2. Proyek Jalan
Proyek jalan pada umumnya menggunakan alat gali, truck, dozer, grader, alat pemadat, loader, dan lain-lain. Alat gali digunakan untuk menggali saluran di sekitar badan jalan. Bulldozer berfungsi untuk mengupas tanah dan grader untuk membentuk permukaan tanah. Loader digunakan sebagai pemuat tanah ke dalam truck. Untuk jalan dengan perkerasan lentur digunakan asphalt mixing plant yang berfungsi untuk mencampurkan bahan campuran aspal yang kemudiian disebarkan, diratakan, dan dipadatkan dengan  menggunakan asphalt finisher. Sedangkan untuk perkerasan kaku beton diolah dengan menggunakan concrete batching plant yang kemudian dipindahkan dengan menggunakan truck mixer.

3. Proyek Jembatan
Alat berat yang digunkaan untuk proyek jembatan antara lain adalah alat pemancang tiang fondasi, alat penggali, crane, truck, concrete mixer atau concrete mixer truck, alat pemadat,   dan lain-lain.

4. Proyek Dam

Proyek dam pada umumnya menggunakan alat penggali tanah, crane, truck, concrete mixer atau concrete mixer truck, alat pemadat tanah, loader, bulldozer, grader. Alat penggali tanah yang umum digunakan untuk proyek dam berupa backhoe atau front shovel. Concrete mixer digunakan untuk pembuatan dinding penahan tanah.
Read more...

2 Pengklasifikasian Alat Berat (Fungsional dan Operasional) untuk Pekerjaan Konstruksi yang lebih Cepat dan Mudah

Alat berat merupakan faktor penting di dalam proyek, terutama proyek-proyek konstruksi dengan skala yang besar. Tujuan penggunaan alat-alat berat tersebut untuk memudahkan manusia dalam mengerjakan pekerjaannya sehingga hasil yang diharapkan dapat tercapai dengan lebih mudah pada waktu yang relatif lebih singkat.


1. Klasifikasi Fungsional Alat Berat

Klasifikasi fungsional alat berat merupakan pembagian alat berat berdasarkan fungsi-fungsi utama alat berat. Berdasarkan fungsinya alat berat dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Alat Pengolah Lahan
Kondisi lahan proyek kadang-kadang masih merupakan lahan yang harus dipersiapkan sebelum lahan tersebut mulai diolah. Jika pada lahan tersebut masih terdapat semak atau pepohonan maka pembukaan lahan dapat dilakukan dengan menggunakan dozer. Untuk pengangkatan lapisan tanah paling atas dapat digunakan scraper. Sedangkan untuk pembentukan permukaan lahan agar rata, selain dozer dapat digunakan juga motor grader.

b. Alat Penggali
Jenis alat ini dikenal juga dengan excavator. Beberapa alat berat yang digunakan menggali tanah dan batuan. Alat-alat berat yang termasuk dalam kategori ini adalah front shovel, backhoe, dragline, dan clamshell.

c. Alat Pengangkut Material
Pengangkutan material lepas dengan jarak tempuh yang relative jauh, alat berat yang digunakan berupa belt, truck, dan wagon. Alat-alat ini memerlukan alat lain yang membantu memuat material ke dalamnya. Selain alat berat tersebut, crane termasuk di dalam kategori alat pengangkut material karena alat ini dapat mengangkut material secara vertical dan kemudian mmindahkannya secara horizontal, namun pada jarak jangkau yang relative kecil.

d. Alat Pemindah Material
Alat berat yang termasuk dalam kategori ini adalah alat berat yang biasanya tidak digunakan sebagai alat transportasi tetapi digunakan untuk memindahkan material dari satu alat kea lat berat yang lain. Loader dan dozer adalah alat pemindah material.

e. Alat Pemadat
Apabila suatu lahan dilakukan penimbunan, pada lahan tersebut perlu dilakukan pemadatan. Pemadatan juga dilakukan untuk pembuatan jalan, baik itu jalan tanah maupun jalan dengan perkerasan lentur ataupun perkerasan kaku. Alat berat yang termasuk sebagai alat pemadat adalah tamping roller, pneumatic-tired roller, compactor, dan lain-lain.

f. Alat Pemroses Material
Alat ini digunakan untuk mengubah batuan dan mineral alam menjadi suatu bentuk dan ukuran yang diinginkan. Hasilk dari alat ini misalnya adalah batuan bergradasi, semen, beton, dan aspal. Alat berat yang termasuk dalam kategori ini adalah crusher. Alat yang dapat mencampur material-material di atas juga dikategorikan ke dalam alat pemroses material seperti concrete batch plant dan asphalt mixing plant.

g. Alat Penempatan Akhir Material
Alat berat digolongkan pada kategori ini karena fungsinya adalah untuk menempatkan material pada tempat yang ditentukan. Di tempat atau lokasi ini material disebarkan secara merata dan dipadatkan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan. Alat berat yang termasuk di dalam kategori ini adalah concrete spreader, asphalt paver, motor grader, dan alat pemadat.

2. Klasifikasi Operasional Alat Berat

Alat perat, pada pengoperasiannya dapat dipindahan dari satu tempat ke tempat lain dan ada juga yang tidak dapat digerakkan atau statis. Dengan demkian klasifikasi alat berat berdasarkan pergerakannya dapat dibagi sebagai berikut:

a. Alat dengan Penggerak
Alat penggerak merupakan bagian dari alat berat yang menerjemahkan hasil dari mesin menjadi kerja. Bentuk dari alat penggerak tersebut adalah crawler atau roda kelabang dan ban karet. Sedangkan belt merupakan alat penggerak pada conveyor belt.

b. Alat Statis
Alat berat yang terrmasuk di dalam klasifikasi ini adalah tower crane, batching plant baik untuk beton maupun untuk aspal, serta crusher plant.
Read more...

9 Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Alat Berat, Bahaya! Jangan sampai Salah Pilih

Pemilihan alat berat dilakukan pada tahap perencanaan, dimana jenis, jumlah, kapasitas alat berat merupakan factor penentu. Tidak semua jenis alat berat dapat digunakan untuk setiap proyek konstruksi, oleh sebab itu pemilihan alat berat yang tepat sangatlah diperlukan. Apabila terjadi kesalahan dalam pemilihan alat berat maka akan terjadi keterlambatan di dalam pelaksanaan, biaya proyek yang membengkak, dan hasil yang tidak sesuai dengan rencana.

Di dalam pemilihan alat berat, ada beberapa factor yang harus diperhatikan sehingga kesalahan di dalam pemilihan alat dapat dihindarkan. Factor-faktor tersebut antara adalah sebagai berikut:


1. Fungsi yang harus dilaksanakan
Alat berat dikelompokkan berdasarkan fungsinya seperti menggali, mengangkut, meratakan permukaan, dan lain-lain. Dengan demikian, pemilihan alat berat harus benar-benar memperhatikan jenis pekerjaan apa yang akan dilaksanakan.

2. Kapasitas alat berat
Pemilihan alat  berat didasarkan oada volume total atau berat material yang harus diangkut atau dikerjakan. Kapasitas alat yang dipilih harus sesuai sehingga pekerjaan dapat diselesaikan pada waktu yang telah ditentukan.

3. Cara operasi
Alat berat dipilih berdasarkan arah (horizontal maupun vertical) dan jarak gerakan, kecepatan, frekuensi gerakan, dan lain-lain.

4. Pembatasan dari metode yang digunakan
Pembatasan yang memperngaruhi pemilihan alat berat antara lain peraturan lalulintas, biaya, dan pembongkaran. Selain itu metode konstruksi yang dipakai data membuat pemilihan alat dapat berubah.

5. Ekonomi
Selain biaya investasi atau biaya sewa peralatan, biaya operasi dan pemeliharaan merupakan factor penting di dalam pemilihan alat berat.

6. Jenis proyek
Ada beberapa jenis proyek yang umumnya menggunakan alat berat. Proyek-proyek tersebut antara lain proyek gedung, pelabuhan, jalan, jembatan, irigasi, pembukaan hutan, dam, dan sebagainya.

7. Lokasi proyek
Lokasi proyek juga merupakan hal lain yang penting diperhatikan dalam pemilihan alat berat. Sebagai contoh lokasi proyek di dataran tinggi memerlukan alat berat berbeda dengan sebaliknya.

8. Jenis dan daya dukung tanah
Jenis tanah di lokasi proyek dan jenis material yang akan dikerjakan dapat mempengaruhi alat berat yang akan dipakai. Tanah dapat dalam kondisi padat, lepas, keras, atau lembek.

9. Kondisi lapangan
Kondisi dengan medan yang sulit dan medan yang relative baik merupakan factor lain yang mempengaruhi pemilihan alat berat.
Read more...

Macam-Macam Alat Berat yang Sangat Membantu dalam Pekerjaan Proyek Konstruksi

Alat berat merupakan faktor penting di dalam proyek, terutama proyek-proyek konstruksi dengan skala yang besar. Tujuan penggunaan alat-alat berat tersebut untuk memudahkan manusia dalam mengerjakan pekerjaannya sehingga hasil yang diharapkan dapat tercapai dengan lebih mudah pada waktu yang relatif lebih singkat.




A. Pengklasifikasian Alat Berat

1. Klasifikasi Fungsional Alat Berat
Klasifikasi fungsional alat berat merupakan pembagian alat berat berdasarkan fungsi-fungsi utama alat berat. Berdasarkan fungsinya alat berat dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Alat Pengolah Lahan
Kondisi lahan proyek kadang-kadang masih merupakan lahan yang harus dipersiapkan sebelum lahan tersebut mulai diolah. Jika pada lahan tersebut masih terdapat semak atau pepohonan maka pembukaan lahan dapat dilakukan dengan menggunakan dozer. Untuk pengangkatan lapisan tanah paling atas dapat digunakan scraper. Sedangkan untuk pembentukan permukaan lahan agar rata, selain dozer dapat digunakan juga motor grader.
 
b. Alat Penggali
Jenis alat ini dikenal juga dengan excavator. Beberapa alat berat yang digunakan menggali tanah dan batuan. Alat-alat berat yang termasuk dalam kategori ini adalah front shovel, backhoe, dragline, dan clamshell.

c. Alat Pengangkut Material
Pengangkutan material lepas dengan jarak tempuh yang relative jauh, alat berat yang digunakan berupa belt, truck, dan wagon. Alat-alat ini memerlukan alat lain yang membantu memuat material ke dalamnya. Selain alat berat tersebut, crane termasuk di dalam kategori alat pengangkut material karena alat ini dapat mengangkut material secara vertical dan kemudian mmindahkannya secara horizontal, namun pada jarak jangkau yang relative kecil.

d. Alat Pemindah Material
Alat berat yang termasuk dalam kategori ini adalah alat berat yang biasanya tidak digunakan sebagai alat transportasi tetapi digunakan untuk memindahkan material dari satu alat kea lat berat yang lain. Loader dan dozer adalah alat pemindah material.

e. Alat Pemadat
Apabila suatu lahan dilakukan penimbunan, pada lahan tersebut perlu dilakukan pemadatan. Pemadatan juga dilakukan untuk pembuatan jalan, baik itu jalan tanah maupun jalan dengan perkerasan lentur ataupun perkerasan kaku. Alat berat yang termasuk sebagai alat pemadat adalah tamping roller, pneumatic-tired roller, compactor, dan lain-lain.

f. Alat Pemroses Material
Alat ini digunakan untuk mengubah batuan dan mineral alam menjadi suatu bentuk dan ukuran yang diinginkan. Hasilk dari alat ini misalnya adalah batuan bergradasi, semen, beton, dan aspal. Alat berat yang termasuk dalam kategori ini adalah crusher. Alat yang dapat mencampur material-material di atas juga dikategorikan ke dalam alat pemroses material seperti concrete batch plant dan asphalt mixing plant.

g. Alat Penempatan Akhir Material
Alat berat digolongkan pada kategori ini karena fungsinya adalah untuk menempatkan material pada tempat yang ditentukan. Di tempat atau lokasi ini material disebarkan secara merata dan dipadatkan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan. Alat berat yang termasuk di dalam kategori ini adalah concrete spreader, asphalt paver, motor grader, dan alat pemadat.

2. Klasifikasi Operasional Alat Berat
Alat perat, pada pengoperasiannya dapat dipindahan dari satu tempat ke tempat lain dan ada juga yang tidak dapat digerakkan atau statis. Dengan demkian klasifikasi alat berat berdasarkan pergerakannya dapat dibagi sebagai berikut:

a. Alat dengan Penggerak
Alat penggerak merupakan bagian dari alat berat yang menerjemahkan hasil dari mesin menjadi kerja. Bentuk dari alat penggerak tersebut adalah crawler atau roda kelabang dan ban karet. Sedangkan belt merupakan alat penggerak pada conveyor belt.

b. Alat Statis
Alat berat yang terrmasuk di dalam klasifikasi ini adalah tower crane, batching plant baik untuk beton maupun untuk aspal, serta crusher plant.

B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Alat Berat

Pemilihan alat berat dilakukan padatahap perencanaan, dimana jenis, jumlah, kapasitas alat berat merupakan factor penentu. Tidak semua jenis alat berat dapat digunakan untuk setiap proyek konstruksi, oleh sebab itu pemilihan alat berat yang tepat sangatlah diperlukan. Apabila terjadi kesalahan dalam pemilihan alat berat maka akan terjadi keterlambatan di dalam pelaksanaan, biaya proyek yang membengkak, dan hasil yang tidak sesuai dengan rencana.

Di dalam pemilihan alat berat, ada beberapa factor yang harus diperhatikan sehingga kesalahan di dalam pemilihan alat dapat dihindarkan. Factor-faktor tersebut antara adalah sebagai berikut:

1. Fungsi yang harus dilaksanakan
Alat berat dikelompokkan berdasarkan fungsinya seperti menggali, mengangkut, meratakan permukaan, dan lain-lain. Dengan demikian, pemilihan alat berat harus benar-benar memperhatikan jenis pekerjaan apa yang akan dilaksanakan.

2. Kapasitas alat berat
Pemilihan alat  berat didasarkan oada volume total atau berat material yang harus diangkut atau dikerjakan. Kapasitas alat yang dipilih harus sesuai sehingga pekerjaan dapat diselesaikan pada waktu yang telah ditentukan.

3. Cara operasi
Alat berat dipilih berdasarkan arah (horizontal maupun vertical) dan jarak gerakan, kecepatan, frekuensi gerakan, dan lain-lain.

4. Pembatasan dari metode yang digunakan
Pembatasan yang memperngaruhi pemilihan alat berat antara lain peraturan lalulintas, biaya, dan pembongkaran. Selain itu metode konstruksi yang dipakai data membuat pemilihan alat dapat berubah.

5. Ekonomi
Selain biaya investasi atau biaya sewa peralatan, biaya operasi dan pemeliharaan merupakan factor penting di dalam pemilihan alat berat.

6. Jenis proyek
Ada beberapa jenis proyek yang umumnya menggunakan alat berat. Proyek-proyek tersebut antara lain proyek gedung, pelabuhan, jalan, jembatan, irigasi, pembukaan hutan, dam, dan sebagainya.

7. Lokasi proyek
Lokasi proyek juga merupakan hal lain yang penting diperhatikan dalam pemilihan alat berat. Sebagai contoh lokasi proyek di dataran tinggi memerlukan alat berat berbeda dengan sebaliknya.

8. Jenis dan daya dukung tanah
Jenis tanah di lokasi proyek dan jenis material yang akan dikerjakan dapat mempengaruhi alat berat yang akan dipakai. Tanah dapat dalam kondisi padat, lepas, keras, atau lembek.

9. Kondisi lapangan
Kondisi dengan medan yang sulit dan medan yang relative baik merupakan factor lain yang mempengaruhi pemilihan alat berat.

C. Alat Berat pada Berbagai Jenis Proyek Konstruksi

Pada setiap proyek terdapat keunikan dimana tidak semua alat berat perlu digunakan dalam proyek tersebut. Jenis-jenis proyek yang pada umumnya menggunakan alat berat adalah proyek gedung, pelabuhan, jalan, dam, irigasi, dan sebagainya.

1. Proyek Gedung
Alat berat yang umum digunakan di dalam proyek gedung adalah alat pemancang tiag fondasi (pile drivig), alat penggali (backhoe) yang digunakan untuk penggalian basement, crane untuk pemindahan vertical, truck untuk pemindahan horizontal, concrete mixer, dan lain-lain. Concrete mixer digunakan sebagai pencampur adukan beton dan concrete mixer truck sebagai pengankut campuran beton. Alat pemadat juga sering digunakan untuk memadatkan tanah di sekitar basement.

2. Proyek Jalan
Proyek jalan pada umumnya menggunakan alat gali, truck, dozer, grader, alat pemadat, loader, dan lain-lain. Alat gali digunakan untuk menggali saluran di sekitar badan jalan. Bulldozer berfungsi untuk mengupas tanah dan grader untuk membentuk permukaan tanah. Loader digunakan sebagai pemuat tanah ke dalam truck. Untuk jalan dengan perkerasan lentur digunakan asphalt mixing plant yang berfungsi untuk mencampurkan bahan campuran aspal yang kemudiian disebarkan, diratakan, dan dipadatkan dengan  menggunakan asphalt finisher. Sedangkan untuk perkerasan kaku beton diolah dengan menggunakan concrete batching plant yang kemudian dipindahkan dengan menggunakan truck mixer.

3. Proyek Jembatan
Alat berat yang digunkaan untuk proyek jembatan antara lain adalah alat pemancang tiang fondasi, alat penggali, crane, truck, concrete mixer atau concrete mixer truck, alat pemadat,   dan lain-lain.

4. Proyek Dam

Proyek dam pada umumnya menggunakan alat penggali tanah, crane, truck, concrete mixer atau concrete mixer truck, alat pemadat tanah, loader, bulldozer, grader. Alat penggali tanah yang umum digunakan untuk proyek dam berupa backhoe atau front shovel. Concrete mixer digunakan untuk pembuatan dinding penahan tanah.
Read more...

Apa Saja Peralatan yang Digunakan dalam Proyek Konstruksi? Jangan Sampai Anda tidak Paham

Ada beberapa peralatan yang biasa digunakan dalam industry konstruksi baik dalam skala besar maupun kecil. Berbagai jenis peralatan itu dapat digunakan konstruksi bangunan atau struktur, konstruksi jalan, pekerjaan pelabuhan atau bawah air, ataupun pekerjaan konstruksi infrastruktur energi dll dsb. Ada berbagai macam peralatan yang beroperasi pada proyek konstruksi, dalam lingkup skala besar atau kecil seperti penggalian, pemindahan bahan bangunan, pemadatan, penimbunan, pengeboran dll dsb.


Peralatan konstruksi dapat dikategorikan menjadi 5 bagian berdasarkan tujuan dan penggunaannya. Berikut ini adalah penjelasannya:
  1.  Peralatan pemindaian tanah
  2.  Kendaraan konstruksi
  3.  Perlatan penanganan material
  4.  Peralatan konstruksi
  5.  Peralatan terowongan


Peralatan pemindaian tanah
  1. Excavators
  2. Graders
  3. Loaders
  4. Skid loader
  5. Crawler loaders
  6. Backhoe
  7. Bulldozers
  8. Trenchers
  9. Scrapers
  10. Wheeled loading shovels

Kendaraan konstruksi
  1. Tippers
  2. Dumbers
  3. Trailers
  4. Tankers

Peralatan penanganan material
  1. Crane
  2. Conveyors
  3. Hoists
  4. Fork Lifts

Peralatan konstruksi
  1. Concrete Mixture
  2. Compactors
  3. Pavers
  4. Road Rollers

Peralatan Terowongan
  1. Road Headers
  2. Tunnel Boring Machines (TBM)
Read more...

Teknik Dewatering, Solusi untuk Proyek Konstruksi

Apa itu dewatering?
Dewatering atau konstruksi dewatering adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan tindakan menghilangkan/mengurangi air tanah atau air permukaan dari lokasi konstruksi. Biasanya proses pengeringan (dewatering) dilakukan dengan memompa atau menguapkan yang dilakukan sebelum penggalian untuk pijakan awal atau untuk menurunkan permukaan air tanah yang dapat menyebabkan terjadinya masalah selama masa penggalian. Proses dewatering juga bisa berarti proses memindahkan/mengalirkan air dari suatu lokasi ke lokasi lainnya atau proses pemindahan air tanah.


Penerapan dewatering yang benar tentu akan berdampak baik pada sebuah proyek konstruksi dengan memenuhi beberapa praktik yang sesuai dengan ketentuan dan menghindarkan proyek dari masalah yang disebabkan dari pencemaran/bahaya air tanah.

dewatering. sumber klik disini

Mengapa dewatering?
Penerapan dewatering digunakan pada sebagian besar proyek konstruksi karena dalam proyek konstruksi ini air harus dikendalikan/diatur agar sebuah proyek tetap dalam kondisi yang aman sesuai perencanaan. Biasanya pembangun hanya berpikir untuk mengalirkan air dengan pompa ke suatu lokasi lain tanpa mempertimbangkan dampak dan memperhatikan proses kemana air tersebut dialirkan. Dalam dewatering hal ini menjadi perlu dan penting untuk diatur sehingga proyek bisa bekerja dan dikerjakan secara maksimal.

Tindakan pencegahan dalam dewatering
Penerapan dewatering harus dilakukan dengan benar untuk menghindari terjadinya hal yang membahayakan seperti erosi atau pengikisan tanah di lapangan. Hal ini juga penting untuk memilih lokasi pembuangan/pelepasan air, meskipun lokasi tersebut terlihat aman jauh dari proyek atau pekerja proyek.

Ada beberapa hal yang dapat digunakan untuk menghilangkan sedimen saat memompa air, seperti kantong dewatering (dewatering bags). Ketika memilih lokasi pembuangan/pelepasan air, ada beberapa hal yang harus diingat yaitu:

  • Air tidak boleh langsung dipompa ke lereng.
  • Penerapan dewatering disarankan adanya dukungan berupa lahan hijau jika tersedia.
  • Sangat penting untuk memperhatikan dan memberhentikan proses dewatering jika area tersebut menunjukkan tanda bahaya seperti ketidakstabilan atau akan terjadinya erosi
  • Saluran yang digunakan untuk proses dewatering harus stabil dan lebih baik jika sudah dilindungi oleh rumput/tumbuh-tumbuhan.
  • Hindari dewatering saat hujan deras karena proses infiltrasi berada pada tingkat minimum dan air akan bergerak lebih pelan atau proses dewatering tersebut bisa dikatakan tidak berfungsi
  • Jangan melakukan dewatering pada air yang telah terkonstaminasi oleh minyak, produk kimia atau semacamnya secara langsung. Dalam hal ini mungkin proses pemisahan air dan minyak mungkin dibutuhkan.
  • Izin dan persyaratan tambahan mungkin dibutuhkan dari lokasi setempat atau instansi terkait
  • Sangat penting untuk memahami tinggi permukaan air tanah di lokasi, karena mungkin air bawah permukaan tanah selalu mendekati permukaan, sehingga rencana dewatering bisa saja tidak bekerja.
  • Teknik dewatering dengan melakukan pemompaan dalah mungkin yang paling umum yang bisa jadi pilihan.

Bagaimana cara menggunakan dewatering bags
Dewatering bags terbuat dari bahan pabrikasi geotekstil yang kuat yang digunakan untuk menyaring air dari adanya sedimen dengan cara menghilangkan atau menahan sedimen tersebut. Dewatering bags biasanya digunakan pada lokasi dewatering dengan lokasi konstruksi yang mempunyai tingkat permukaan air tanah yang tinggi atau berada dekat dengan garis pantai/sungai. Kantong ini harus disesuaikan berdasarkan laju aliran air di pompa dan jenis sedimen.

Metode dewatering
Pengeringan konstruksi dari penggalian terbuka atau parit dapat dilakukan dengan beberapa metode. Namun, yang paling sederhana adalah menguras gravitasi menggunakan saluran drainase yang membawa air dari daerah tersebut untuk dibawa ke titik pembuangan. Cara lain yang layak untuk pengeringan air adalah pemompaan air, menyedot dan / atau menggunakan ember mesin konstruksi besar untuk meraup dan membuang air dari area yang dipilih. 

Saluran bumi yang digunakan untuk pengeringan juga bisa dilindungi dengan selokan parit, dan perlindungan tambahan harus ditempatkan untuk mengurangi kecepatan air dan meminimalkan erosi. Disarankan untuk membangun perlindungan revetment riprap dengan geotekstil untuk mencegah erosi tambahan pada titik pembuangan.

Mencegah air dari pengaruhnya ke lokasi konstruksi

Bila diketahui bahwa permeabilitas tanah yang rendah, dapat ditemukan, solusi yang mungkin untuk mengurangi proses pengurasan adalah mengisolasi strata permeabel dari sumber air lainnya. Terkadang, tumpukan lembaran, dinding lumpur, dan tirai grout dapat digunakan sebagai metode untuk mencegah air masuk ke parit atau pondasi. 

Meskipun solusi ini tidak akan menghilangkan masalah, ini adalah rencana yang sangat bagus untuk digunakan tingkat permukaan air tinggi, karena masih perlu memompa atau mengeluarkan air dari pondasi atau parit karena curah hujan dan air yang terperangkap di daerah tersebut. Bergantung pada penggunaan sistem, analisis teknik yang lengkap akan diperlukan untuk menganalisis bagaimana proses ini mempengaruhi area lain.
Read more...

9 Aplikasi Teknik Sipil Yang Harus Kamu Ketahui

Bagi teman-teman semua yang berniat untuk kuliah di Teknik Sipil, mungkin penasaran dengan aplikasi apa saja yang digunakan pada saat perkuliahan maupun di dunia kerja nantinya. Berikut di bawah ini adalah beberapa aplikasi Teknik Sipil yang harus kamu ketahui.

1. Autocad
Autocad adalah produk dari Autodesk merupakan software dasar yang harus dikuasai oleh engineer serta drafter. Dengan autocad, gambar teknik seperti gambar desain, gambar fabrikasi, gambar pemasangan dan lain sebagainya dapat dihasilkan. Selain gambar – gambar tersebut, autocad juga mampu menampilkan 3D modeling dari sebuah bangunan. Autocad dapat terintegrasi dengan software lainnya seperti: Staadpro, SAP2000 dan ETABS.

2. Staadpro
Staadpro merupakan software keluaran dari salah satu produk Bentley. Software ini digunakan untuk analisis sebuah struktur bangunan. Dalam dunia engineering, staadpro lebih sering digunakan oleh perusahan-perusahan EPC yang bergerak dibidang petrochemical serta bidang minyak dan gas. Misal untuk menganalisa sebuah struktur piperack, jetty, shelter dan lain sebagainya. Bahkan dibeberapa perusahaan EPC Staad digunakan untuk menganalisa platform/topside pada bangunan offshore, luar biasa!


3. Sap2000
Sama halnya dengan staadpro, SAP2000 juga merupakan software yang berbasis analisa struktur. Produk keluaran CSi ini sering digunakan untuk menghitung bangunan gedung, jembatan serta bendungan. Dilengkapi feature yang lengkap, SAP2000 sangat powerfull untuk analisa bangunan tersebut. SAP dapat terintegrasi dengan autocad, sehingga pemodelan pada SAP2000 dapat di export ke autocad.

4. Etabs 
Produk keluaran CSi ini bisa dikatakan adalah “saudara kandung” dari SAP2000. ETABS sendiri lebih dikhususkan untuk menganalisa struktur high-rise building. Feature untuk menganalisa struktur yang lengkap daripada SAP2000 menjadikan ETABS lebih dipilih dalam menganalisa struktur high-rise building.
5. Hec-Ras
HEC-RAS merupakan program aplikasi untuk memodelkan aliran satu dimensi di sungai atau saluran, River Analysis System (RAS), dibuat oleh Hydrologic Engineering Center (HEC) yang merupakan satu divisi di dalam Institute for Water Resources (IWR), di bawah US Army Corps of Engineers (USACE). Fitur HEC-RAS terdiri dari empat komponen hitungan hidraulika satu dimensi, yaitu 1) hitungan profil muka air aliran permanen, 2) simulasi aliran tak permanen, 3) hitungan transpor sedimen (mobile bed, moveable boundary), dan 4) analisis kualitas air.

6. Autocad Civil 3D
Autocad Civil 3D merupakan perangkat terbaru untuk memberikan suatu solusi yang inovatif, menjadi proses perancangan civil engineering dan site development jauh lebih mudah dan lebih cepat. Sehingga dapat memberikan waktu yang lebih banyak untuk mencari solusi dan mempersingkat waktu proyek secara keseluruhan. Biasanya mereka yang menggunakan Civil 3D bagi mereka yang bekerja di pertambangan, pemipaan, dan lain-lain. Selain itu juga aplikasi ini bisa juga untuk merancang secara penuh dalam perancangan jalan.

7. Plaxis
Plaxis adalah salah satu program aplikasi komputer berdasarkan metode elemen hingga dua dimensi yang digunakan secara khusus untuk menganalisis deformasi dan stabilitas untuk berbagai aplikasi dalam bidang geoteknik, seperti daya dukung tanah. Kondisi sesungguhnya dapat dimodelkan dalam regangan bidang maupun secara axisymetris. Program ini menerapkan metode antarmuka grafis yang mudah digunakan sehingga pengguna dapat dengan cepat membuat model geometri dan jaring elemen berdasarkan penampang melintang dari kondisi yang ingin dianalisis. Program ini terdiri dari  empat buah sub-program yaitu masukan, perhitungan,  keluaran, dan kurva. Kondisi di lapangan yang disimulasikan ke dalam program Plaxis ini bertujuan untuk mengimplementasikan tahapan pelaksanaan di lapangan ke dalam tahapan pengerjaan pada program, dengan harapan pelaksanaan di lapangan dapat didekati sedekat mungkin pada program, sehingga respon yang dihasilkan dari program dapat diasumsikan sebagai cerminan dari kondisi yang sebenarnya terjadi di lapangan.

8. SketcUp
Sketchup merupakan sebuah aplikasi CAD yang memungkinkan anda untuk mendesain objek 3 dimensi dengan lebih cepat dan mudah. Aplikasi Sketchup pun sering digunakan dalam dunia pekerjaan, terutama pada sektor arsitektur dan desain grafis. enemu aplikasi sketchup yaitu Brad Schell dan Joe Esch dan dikembangkan lebih lanjut oleh @Last Software di tahun 1999. Di tahun 2000, aplikasi Sketchup resmi dirilis dengan sebuah slogan 3D for Everyone yang bermaksud agar setiap desainer mampu mengaplikasikan karya-karya 3 dimensi dengan lebih mudah dan tanpa kesulitan yang berarti. Pada tahun 2006 @Last Software mendapat perhatian lebih dari Goolge setelah mereka mengembangkan plugin yang mampu memberikan efek 3D secara realistis pada Google Earth. Dan pada tanggal 14 Maret 2006 secara resmi google mengakuisisi @Last Software.


9. Sweet Home 3D
Sweet Home 3D merupakan sebuah aplikasi desain rumah dan interiror untuk PC yang akan membantu kamu dengan cepat menggambar denah rumah, mengatur furnitur di dalamnya, dan melihat hasilnya dalam 3D.


Demikian, beberapa aplikasi yang biasa digunakan. Jika teman-teman mengetahui aplikasi teknik sipil yang tidak disebutkan diatas, bisa bagikan informasinya di kolom komentar dan semoga bermanfaat untuk kita semua. Terima kasih.
Read more...

 

TeknikSipil.NET Copyright © 2018