WEBSITE SEDANG DIKEMBANGKAN

Showing posts with label Test. Show all posts
Showing posts with label Test. Show all posts

Penetapan Kadar Air Tanah Kering Udara



PENDAHULUAN
Latar Belakang
            Secara fisik tanah merupakan benda alami heterogen yang terbentuk dari partikel-partikel mineral dan organik dari berbagai ukuran. Diantara partikel-partikel tersebut terdapat pori-pori yang berisi air dan udara, dan mempunyai sifat-sifat serta perilaku yang dinamik. Benda alami ini terbentuk oleh hasil kerja interaksi antar iklim (i) dan jasad hidup (o) terhadap suatu bahan induk (b) yang dipengaruhi oleh topografi (relief) tempatnya terbentuk (r) dan waktu (w), yang dapat digambarkan dalam hubungan (Foth, 1990).
            Daya potensial atau kemampuan air mengukur adanya kekurangan air pada masa panen bisa dikaitkan dengan status air dalam tanah. Aliran air pada keadaan tanaman dan tanah sebagai satu sistem proporsional yang stabil terhadap kemampuan naik turunnya air dan kebalikannya yaitu proporsional terhadap aliran dalam tahap cair dan uap. Namun, model ini tidak berguna untuk menggambarkan perkembangan tanaman yang kekurangan air karena adanya dominasi dalam tahap uap. Akibatnya, kemampuan air terhadap daun terus dianggap sebagai variabel tergantung pada adanya jawaban terhadap perubahan taraf aliran melalui sistem (ditentukan oleh kondisi dan daun) dan terhadap aliran cairan air dalam sistem tanaman tanah. Dalam tanah yang diberi air dengan baik, perubahan stabil harian dalam kemampuan air daun terjadi terkait dekat dengan perubahan harian taraf kehilangan uap air (Heddy, 2012).
            Peranan utama air tanah merupakan komponen utama tubuh tanaman, bahkan hampir 90% sel-sel tanaman dan mikrobia terdiri dari air. Air yang diserap tanaman disamping berfungsi sebagai komponen sel-selnya, juga berfungsi sebagai media reaksi pada hampir seluruh proses metabolismenya yang apabila telah terpakai diuapkan melalui mekanisme transpirasi, yang bersama-sama dengan penguapan dari tanah sekitarnya (evaporasi) disebut evapotranspirasi. Dalam memproduksi biomass sangat banyak dibutuhkan air, tergantung pada jenis tanaman, biasanya untuk setiap kg bobot kering biomass yang diproduksi akan ditranspirasikan air sebanyak 500 kg (nisbah transpirasi 500). Oleh karena itu, apabila dalam satu hektar tanah, tanaman memproduksi biomass sebanyak 10 ton (4 ton gabah + 6 ton jerami), maka selama hidupnya akan ditranspirasikan air sebanyak 500 x 10 ton = 5 juta ton air atau 5 juta m2. Apabila umur tanaman ini adalah 100 hari berarti setiap hari akan ditranspirasikan sebanyak 50 ton/ha (setara dengan 10 mobil tangki berkapasitas angkut 5 ton) (Hanafiah, 2013).
            Kelembaban atau kadar air suatu tanah telah didefinisikan sebagai rasio dari berat air didalam pori-pori tanah terhadap berat butiran tanah. Perbedaan telah dibuat antara penentuan kadar air yang dilakukan di laboratorium lewat sejumlah contoh tanah yang menunjukkan nilai pada suatu saat di lapangan. Nilai yang disebut terakhir ini diberi nama kelembaban alamiah atau kadar air dari tanah dan diberi simbol WN. Nilai kelembaban lapangan alamiah WN ini bervariasi tergantung pada lokasi contoh tanah, yaitu pada atau dekat permukaan tanah, dalamnya, didasar danau saat terjadinya hujan yang terakhir dan sebagainya. Jelas bahwa kadar air contoh yang diambil dari tanah yang berada di bawah air tanah yang tetap mungkin tidak akan berubah dari hari ke hari atau tahun ke tahun. Sebaliknya contoh tanah yang berada didekat permukaan tanah atau diatas air tanah yang tetap akan mempunyai kadar kelembaban alamiah yang berbeda-beda tergantung pada faktor-faktor cuaca seperti temperatur, jumlah, lama dan saat turun hujan terakhir  dan lamanya periode kering (Bowles, 1993).
            Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar air yaitu evaporasi, tekstur tanah, serta bahan organik. Tanah yang berlempung misalnya mempunyai kandungan air yang lebih banyak dibandingkan tanah berpasir. Gerakan air dalam tanah akan mempengaruhi keberadaan air di suatu tempat. Gerak kapiler pada tanah basah akan lebih cepat daripada gerakan ke atas maupun ke sampingdalam kedalaman solum suatu tanah, maka semakin besar kadar airnya (Mulyani, 1991).
Tujuan Praktikum
            Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui dan menghitung kadar air tanah, dalam hubungannya dengan pertumbuhan tanaman.
Kegunaan Praktikum
            Adapun kegunaan praktikum Dasar Ilmu Tanah yaitu :
1. Bisa menentukan penetapan kadar air tanah kering udara.
2. Sebagai syarat masuk di Praktikum Dasar Ilmu Tanah.
3. Menambah pengetahuan tentang tanah.
TINJAUAN PUSTAKA
Air tersedia biasanya dinyatakan sebagai air terikat antara kapasitas lapang dan koefisien layu. Kadar air yang diperlukan untuk tanaman juga bergantung pada pertumbuhan tanaman dan berbagai profil tanah yang dapat digunakan oleh akar tanaman. Tetapi untuk kebanyakan mendekati titik layunya, absorsi air tanah oleh tanaman kurang begitu cepat dapat mempertahankan pertumbuhan tanaman. Penyusutan untuk menjaga kehilangan air diatas titik layunya telah ditunjukkan dengan baik (Jordan, 1994).
Air tanah adalah air yang bergerak dalam tanah yang terdapat di dalam ruang-ruang antara butir-butir tanah yang membentuk itu dalam retak-retak dari batuan. Yang terdahulu disebut air lapisan yang terakhir disebut air celah (fistur water). Lapisan yang dapat dilalui dengan mudah oleh air tanah seperti lapisan pasir atau lapisan kerikil disebut lapisan permeabel. Lapisan yang sulit dilalui air tanah seperti lapisan lempung atau lapisan silt disebut lapisan kedap air (aquiclude) dan lapisan yang menahan air seperti lapisan batuan (Mori, 1993).
Penetapan kadar air total tanah yaitu peristiwa pemanasan dapat menimbulkan berat tetap. Untuk pengerjaan analisa penetapan kadar air total diperlukan alat-alat seperti botol timbang gelas tertutup, oven atau tanur pengering, alat penimbang, desikator dan lain-lain yang diperlukan. Pengerjaan yang dilakukan adalah botol timbang gelas (yang tertutup ) dikeringkan dalam oven sampai temperatur menunjukkan 1050 C, lamanya pengeringan ini sekitar 30 menit. Kemudian tempatkan dalam desikator selama 45 menit untuk didinginkan, dan setelah pendinginan ini botol timbang tersebut ditimbang sampai per sepuluh miligram. Selanjutnya botol timbang tadi dimasukkan contoh tanah sebanyak 5 gram. Botol tanah yang berisi contoh tanah selanjutnya dimasukkan ke oven dengan temperatur 1050 C untuk pengeringan kembali, perlakuan ini dilakukan selama 3 jam, setelah itu didinginkan lagi dalam desikator selama 45 menit. Setelah masa pendinginan ini ditimbang lagi dalam keadaan botol harus tertutup agar isi botol timbang tidak berpengaruh oleh pengabsorsian uap air dari udara (Sutedjo, 1990).
Disamping mineral dan unsur-unsur hara pupuk organik, tanah mengandung udara bersama air tanah menempati rongga berpori-pori tanah. Volume udara tanah bervariasi sangat luas. Jumlah rongga berpori-pori dalam tanah berkisar antara 30% dan 50%. Semakin halus tekstur tanah semakin besar pula juga jumlah rongga-rongga berpori-porinya mungkin mencapai 40% dari volume tanah lempung atau tanah liat, hal ini biasa bervariasi antara 47% dan 52%. Sebagian dari jumlah ini ditempati oleh air sambil meninggalkan hanya sebagian dari ruang berpori-pori untuk udara. Kandungan udara berkurang sejalan dengan kepadatan dan kedalaman tanah (volume udara) juga menipis apabila dalam kadar air bertambah dan menghilang pada permukaan air permanen (Soemarwoto, 1991).
Tanah sangat penting artinya bagi usaha pertanian karena kehidupan dan perkembangan tumbuh tumbuhan dan segala mahluk hidup di dunia sangat memerlukan tanah. Akan tetapi arti penting ini kadang-kadang diabaikan oleh manusia, sehingga tanah tidak berfungsi lagi sebagaimana mestinya. Tanah menjadi gersang dan dapat menimbulkan berbagai bencana, tidak lagi menjadi sumber bagi segala kehidupan. Bagi usaha pertanian tanah mempunyai arti sangat penting selain iklim dan air. Segala tumbuh tumbuhan dan hasilnya yang sangat penting diperlukan bagi pertumbuhan dan perkembangan hidup manusia sepanjang masa akan sangat tergantung pada keadaan tanah selain iklim dan air (Andi, 2002).

BAHAN DAN ALAT
Tempat dan Waktu
            Tempat Pelaksanaan Praktikum ini dilakukan di Laboratorium Biologi Gedung F lantai 4 Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Jl. Muchtar Basri No. 03 Medan.
            Waktu Pelaksanaan Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 6 Oktober 2015 pada pukul 09.00 WIB sampai 11:00 WIB
Bahan dan Alat
            Bahan yang digunakan pada praktikum Penetapan Kadar Air Tanah Kering Udara yaitu Tanah 20 gram.
            Alat yang digunakan pada praktikum Penetapan Kadar Air Tanah Kering Udara yaitu Alat Tulis, Kain lap, Kain flanel, Pisau Lipat, Cawan, Timbangan analitik, Kalkulator,Desikator, Stopwatch, dan Oven.
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1.      Timbanglah 20 gram tanah kering udara dan masukkan ke dalam cawan timbang
2.      Masukkan cawan tadi ke dalam oven selam 30 menit pada temperatur 1200C.
3.      Kemudian, keluarkan dari oven dan masukkan ke desikator pendingin selama 10 menit, lalu timbang beratnya dan ini merupakan berat tanah kering oven.
4.      Perhitungan :
Misalkan berat tanah kering udara (BTKU) = 20 gram
Berat tanah kering oven (BTKO) = x gram
Maka :
KA=  X 100%
HASIL PRAKTIKUM
Diketahui :
                   BTKU             : 20 gram
                   BTKO             : 22,37 – 3,45 gram = 18,92 gram
                   Berat Cawan   : 3,45 gram
Ditanya : KA.............?
Jawab        
              KA=  X 100%
                   =  X 100 %
                   =  X 100%
                   = 0,057 X 100%
                   = 5,7%
PEMBAHASAN
            Dari hasil praktikum  yang telah dilakukan pada penetapan kadar air tanah kering udara pada Praktikum Dasar Ilmu Tanah didapatkan kadar airnya yaitu 5,7%. Dimana kadar air tanah memiliki peran dan pengaruh yang sangat besar pada pertumbuhan dan perkembangan tanaman, dengan kadar air tanah ideal yaitu 25% maka tanah hasil praktikum kurang bagus untuk ditanami. Dalam pertanaman jika kadar air kering udara hanya 5,7% maka pertanaman akan banyak memerlukan air, perlu adanya sistem yang membantu menstabilkan kadar air tanah tersebut, yaitu dengan melakukan irigasi, baik irigasi permukaan, irigasi lapisan bawah maupun dengan teknik springkle, pada sisi lain penanaman jenis dan varietas tanaman pada kadar air kering udara 5,7% harus ditentukan untuk membantu pertumbuhan tanaman tersebut agar tumbuh menjadi lebih baik dan stabil. Dua fungsi yang saling berkaitan dalam penyediaan air bagi tanaman yang memperoleh air dalam tanah dan pengaliran air yang disimpan ke akar-akar tanaman. Jumlah air yang diperoleh tanah sebagian bergantung pada kemampuan tanah yang menyerap air cepat dan meneruskan air yang diterima dipermukaan tanah ke bawah. Akan tetapi jumlah ini juga dipengaruhi oleh faktor-faktor luar seperti jumlah curah hujan tahunan dan curah hujan sepanjang tahun. Manfaat mengetahui kadar air tanah yaitu untuk mengetahui proses pelapukan mineral dan bahan organik tanah yaitu reaksi yang mempersiapkan hara yang larut bagi pertumbuhan tanaman. Tanah-tanah bertekstur liat, karena lebih halus maka setiapa satuan berat mempunyai luas permukaan yang lebih besar sehingga kemampuan menahan air dan menyediakan unsur hara lebih tinggi. Tanah bertekstur halus lebih aktif dalam reaksi kimia tanah dibanding bertekstur kasar. Faktor tumbuhan dan iklim mempunyai pengaruh yang berarti pada jumlah air yang dapat di absorsi dengan efisien tumbuhan dalam tanah. Kelakuan akan ketahanan pada kekeringan, keadaan dan tingkat pertumbuhan adalah faktor tumbuhan yang berarti. Kemampuan tanah dapat menahan air antara lain dipengaruhi oleh tekstur tanah. Tanah-tanah yang bertekstur kasar mempunyai daya menahan air lebih kecil daripada tanah bertekstur halus.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
            Adapun kesimpulan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.      Dari hasil yang diperoleh diketahui kadar air tanah kering udara yaitu 5,7%
2.      Air tanah adalan semua air yang terdapat pada lapisan mengandung air dibawah permukaan tanah, mengisi ruang pori batuan.
3.      Kadar air tanah adalah jumlah air yang bila dipanaskan dengan oven bersuhu 1200C selama 30 menit hingga diperoleh berat tanah kering tetap.
4.      Jumlah air yang diperoleh tanah bergantung pada kemampuan tanah menyerap air.
5.      Kadar air kering udara sebesar 5,7% berarti bahwa tanaman banyak memerlukan air
6.      Faktor tumbuhan dan iklim mempunyai pengaruh yang berarti pada jumlah air yang dapat di absorsi dengan efisien tumbuhan dalam tanah
 Saran
            Dalam praktikum Dasar Ilmu tanah ini semoga kita dapat memahami atau mengerti tentang bagian atau pengetahuan mendalam tentang tanah dan kadar air dalam tanah. Sehingga kita bisa mendapatkan pengtahuan yng belebih luas lagi  tentang kadar air tanah dan pengaruhnya terhadap dunia pertanian.
                                                 DAFTAR PUSTAKA
Andi.2002. Pengolaan Sumber Daya Tanah Dan Air.Erlangga:Jakarta.
Bowles,J.E.1993. Sifat-Sifat Fisis Dan Geografis Tanah.Erlangga:Jakarta.
Foht,Henry D.1990.Ilmu Tanah.Penerbit Rineka Cipta: Jakarta.
Hanafiah,K.A.2013. Dasar-Dasar Ilmu Tanah.PT Raja Grafindo Persada:Jakarta.
Heddy,S.2012.Agroekosistem.PT.Raja Grafindo Persada:Jakarta
Jordan.1994.Fungsi-Fungsi Tanah.Penerbit Gajah Mada University Pers:
Yokyakarta.
Mori,K.dkk.1993. Hidrologi Untuk Pengairan.PT.Pradnya Pramita:Jakarta.
Soemarwoto.1991. Pencemaran Air Dan Pemanfaatan Limbah Industri.
CV Rajawali:Jakarta.
Sutedjo,M.dkk.1990.Analisa Tanah Air Dan Jaringan Tanaman.Rineka Cipta:
Jakarta
Read more...

PENENTUAN KADAR AIR TANAH LAPANG DAN KERING UDARA

I. JUDUL 

PENENTUAN KADAR AIR TANAH LAPANG DAN KERING UDARA

II. TUJUAN
Untuk menentukan kadar air tanah lapang dan kering udara.

III.WAKTU DAN TEMPAT
Hari : Rabu
Tanggal: 13 Oktober 2010
Jam : 12.00 – 13.40 WIB.
Tempat: Laboratorium Ilmu Tanah

IV.ALAT DAN BAHAN
Alat: -Timbangan 
-Oven
-Ring
-Mistar
-Alat tulis
-Ayakan
-Cawan
-Tumbukan


Bahan: -Tanah



V. LANDASAN TEORI
Usaha apapun yang dilakukan untuk mengendalikan jumlah dan ketersediaan air untuk tanaman harus didasari oleh keterangan kuantatif mengenai neraca air di dalam tanah. Neraca air tanah didaerah perakaran dengan volume tertentu mempunyai arti bahwa selisih antara kadar air awal dan kadar air akhir yang merupakan perubahan dalam waktu tertentu. 
Apabila air yang masuk melebihi kadar air yang keluar,perubahan kadar air positif. Jika sebaliknya, dimana keluaran melebihi masukan, perubahan kadar airnya negatif. Untuk mencapai keseimbangan antara oksigen dan air tanah.
Neraca air tanah dapat diperhitungkan untuk luasan dan kedalaman seberapapun, mulai dari sebuah contoh tanah yang kecil sampai dengan sebuah DAS. Pada suatu lapangan yang terbuka, neraca air tanah tidak dapat luput dari sifat-sifat iklim yang mrmpengaruhinya sangat nyata. 
Tujuan dari pengaturan air di dalam tanah ialah untuk menyediakan air sebanyak mungkin untuk di transpirasikan oleh tanaman untuk menghisap air tanah , tanaman perlu melakukan kerja dengan besar energi tertentu. Jadi, tidak semua air ada didalam tanah dapat diserap oleh tanaman untuk transpirasinnya 
Ada dua konsep utama dalam mempelajari ketersediaaan air tanah :
1. memakai pendekatan air 
2. potensial air tanah 

Kekuatan tanah dalam memegang air, yang juga merupakan petunjuk ketersediaan air tanah, dapat diukur dengan potensial air tanah total. Potensial air persatuan bobot , massa, atau volume. Satuan yang biasa digunakan adalah cm ( air ), dan bar ( tekanan ).
Air akan bergerak dari titik dengan potensial yang tinggi ke titik dengan potensial yang rendah. Potensial air tanah dibagi dalam potensial gravitasi, potensial matriks, dan potensial osmotik. Potensial matriks melukiskan hisapan matriks tanah. Hisapan matriks yang dapat diukur denagan tensiometer adalah fungsi dari kadar air.
Hubungan diantara mereka disebut karakteristik air tanah. Kurva dari karakteristik air tanah memungkinkan pendugaan pengaruh perubahan kadar air per volume terhadap potensial matriks dan sebaliknya. Kurva ini berbeda untuk tiap tanah, tergantung pada tekstur dan strukturnya.
Ketersediaan air tanah paling baik apabila dikendalikan dengan pendekatan kadar air bersama-sama dengan potensial air tanah. Penentuan kadar air dapat dihitung dengan rumus :
Kadar Air Tanah = Berat tanah basah – Berat tanah kering × 100 %
Berat tanah kering 


VI. CARA KERJA

 Kadar air tanah lapang
- Timbang sample tanah utuh untuk mengetahui BTB 
- Ovenkan sample tanah utuh ±2x24 jam
- Setelah dioven, timbang kembali sample tanah utuh untuk mengetahui BTKO
- Bersihkan ring, kemdian timbang berat ring
- Hitung BTK
- Dengan diketahui BTB dan BTK dapat ditentukan kadar air lapang

 Kadar air tanah kering udara
- Ambil 10 gr tanah yang sudag diayak dan masukan ke dalam cawan (Berat cawan ditimbang terlebih dahulu).
-Timbang tanah berserta cawan 
-Ovenkan tanah selama ± 1 x 24 Jam lalu ditimbang kembali untuk mencari BTKO 
-Dengan mengetahui BTKU dan BTKO dapat ditentukan kadar air angin

VII. HASIL DAN PEMBAHASAN : 
Data yang diperoleh:
a. Sampel tanah utuh
Diketahui :
Berat tanah basah + ring = 195,5 gr
Berat tanah basah = 148,1 gr
Berat tanah kering = 115,6 gr
Berat tanah kering + ring = 159,9 gr
Berat ring = 44,3
Diameter ring = 5 cm
Jari-jari ring = 2,5 cm
Tinggi ring = 5 cm

 Volume ring = Volume tanah

V = ∏r2 . t
= 3,14 . (2,5)2 . 5 cm
= 98,125 cm3




 Kadar Air Lapang = berat tanah basah – berat tanah kering x 100%
Berat tanah kering

= 148,1 – 115,6 x 100%
115,6

= 28,11 %


b. Sampel tanah terganggu
Diketahui :
Berat cawan = 2,8 gr
Berat Tanah Kering Oven + cawan = 12,3 gr
Berat tanah kering oven = 9,5 gr
Berat tanah kering udara = 10 gr


Jadi, Kadar air kering udara = berat tanah kering udara – berat tanah kering oven x 100%
Berat tanah kering oven

= 10 gr – 9,5 x 100%
9,5

= 5,26 %


VII. KESIMPULAN 
Apabila air yang masuk melebihi kadar air yang keluar,perubahan kadar air positif. Jika sebaliknya, dimana keluaran melebihi masukan, perubahan kadar airnya negatif. Untuk mencapai keseimbangan antara oksigen dan air tanah.
Dengan demikian, diperoleh kadar air lapang = 28,11 %
Dan kadar air kering udara = 5,26 %

DAFTAR PUSTAKA
Harjdowigeno, Sarwono. 1995 Ilmu Tanah. Akademika Presindo. Jakarta.
Sutedjo, Mul Muyani dan A.G.Kartasapoetra, 2002, Pengantar Ilmu Tanah, Rineka Cipta, Jakarta.
Hanafiah, K.A. 2007. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Raja Grafindo Persada. Jakarta 
Poerwowidodo. 1991. Genesa Tanah Jilid II. Rajawali. Jakarta.
Read more...

Tujuan Dan Cara Pengujian Slump Beton

Pengujian slump beton bertujuan untuk mengetahui kelecakan (consistency) beton segar. Dengan pemeriksaan slump, maka kita dapat memperoleh nilai slump yang dipakai sebagai tolak ukur atau standar kelecakan beton segar.

Arti dari slump beton adalah penurunan ketinggian pada pusat permukaan atas beton segar yang diukur segera setelah cetakan uji slump diangkat.
Sedangkan beton segar adalah beton yang bersifat plastis yang terdiri dari agregat halus, agregat kasar dengan ukuran kurang dari 37,5 mm atau 1½ inchi, semen dan air, dengan atau tanpa bahan tambahan atau bahan pengisi.

Untuk menguji slump beton terlebih dahulu kita persiapkan alat-alat sebagai berikut :


  1. Cetakan (Kerucut Abram) adalah cetakan yang terbuat dari bahan logam dengan ketebalan 1,15 mm yang tidak lengket dan bereaksi dengan pasta semen. Cetakan harus berbentuk kerucut terpancung dengan diameter dasar 200 mm, diameter atas 100 mm dan tinggi 300 mm. Permukaan dasar dan permukaan atas kerucut harus terbuka dan sejajar satu dengan yang lain serta tegak lurus terhadap sumbu kerucut. Perhatikan gambar dibawah ini (klik kanan, kemudian save image)

  1. Tongkat Pemadat adalah tongkat pemadat harus merupakan batang baja yang lurus, penampang lingkaran dengan diameter 16 mm dan panjang sekitar 600 mm, pada ujung batang berbentuk setengah bola berdiameter 16 mm.
  2. Cetok
  3. Mistar pengukur ( penggaris dari baja)
  4. Tatakan untuk dasar cetakan


Setelah kita persiapkan alat-alat tersebut langkah pengujianya sebagai berikut :

  1. Basahi cetakan dan letakkan cetakan di atas permukaan yang rata, lembab, dan tidak menyerap air.
  2. Isi corong dengan beton segar. Pengisiaan beton segar dilakukan tiga kali pengisian, pengisian pertama setinggi 60 mm, pengisian kedua 150 mm, dan pengisian ketiga 300 mm.
  3. Padatkan beton segar pada setiap kali pengisian, dengan cara menusuk sebanyak 25 kali dengan tongkat pemadat, usahakan dalam melakukan penusukan secara merata selebar permukaan lapisan dan tidak boleh masuk sampai lapis beton sebelumnya.
  4. Setelah pengisian beton pada lapis ketiga, ratakan hingga rata dengan sisi cetakan dan bersihkan alas sekitar corong dari beton segar yang tercecer.
  5. Setelah itu tungggu sampai 30 detik, kemudian tarik corong ke atas dengan pelan-pelan dan hati-hati sehingga benar-benar tegak keatas.
  6. Setelah pengangkatan corong lalu ukur segera penurunan permukaan atas adukan beton dengan mistar pengukur.


Besar penurunan adukan beton tersebut disebut nilai slump, jadi nilai slum adalah selisih tinggi alat slump dengan tinggi beton setelah penurunan. Nilai slum merupakan ukuran keenceran adonan beton. Semakin besar nilai slump berarti semakin encer adonan beton tersebut.

Karena didalam nilai slump tersebut terdapat sifat workability yaitu kemudahan dalam pengerjaan adukan beton, maka semakin besar nilai slump maka akan semakin mudah dalam pengerjaannya. Pada pekerjaan beton umunya nilai slump berkisar antara 75 mm sampai 150 mm.

Sumber Artikel www.ilmutekniksipil.com
Read more...

TES SONDIR “Cone Penetration Test (CPT)”

TES SONDIR “Cone Penetration Test (CPT)”

PENDAHULUAN
Ada berbagai cara untuk menentukan daya dukung tanah, salah satu diantaranya adalah melakukan pengetesan dengan alat sondir. Alat ini mempunyai standar luas penampang sebesar 10 cm2, sudut puncak 60°, dan luas selimut 150 cm2 (di Indonesia 100 cm2). Kecepatan penetrasi 2 cm/detik (standar ASTM D411-75T).
Keuntungan alat sondir :
± Cukup ekonomis.
± Apabila contoh tanah pada boring tidak bisa diambil (tanah lunak / pasir).
± Dapat digunakan manentukan daya dukung tanah dengan baik.
± Adanya korelasi empirik semakin handal.
± Dapat membantu menentukan posisi atau kedalaman pada pemboran.
± Dalam prakteknya uji sondir sangat dianjurkan didampingi dengan uji lainnya baik uji lapangan maupun uji laboratorium, sehingga hasil uji sondir bisa diverifikasi atau dibandingkan dengan uji lainnya.

TUJUAN
Tes ini dimaksudkan untuk mengetahui perlawanan penetrasi konus (PK) dan hambatan lekat (HL).
Perlawanan penetrasi konus adalah perlawanan tanah terhadap ujung konus yang dinyatakan dalam gaya per satuan luas.
Hambatan lekat adalah perlawanan geser tanah terhadap mantel bikonus dalam gaya per satuan luas.

PERALATAN
± Mesin sondir kekuatan sedang (2,5 ton)
± Manometer 2 buah dengan kapasitas 60 dan 250 kg/cm2
± Konus atau bikonus
± Seperangkat pipa sondir, panjang masing-masing 1 m
± 2 buah angker dengan perlengkapannya termasuk besi kanal
± kunci pipa, linggis, meteran dan oli
± waterpass tukang

LANGKAH KERJA
1. Tentukan titik lokasi yang akan disondir.
2. Buat lubang pertolongan dengan linggis untuk pemasukan bikonus pada permukaan tanah.
3. Pasang angker terlebih dahulu (tiap titik 2 buah angker), dengan jalan memutar angker searah jarum jam dengan menggunakan batang pemutar sambil menekan angker masuk ke dalam tanah.
4. Pasang dan aturlah mesin sondir di atas titik lokasi dalam posisi vertikal.
5. Besi-besi kanal dipasang untuk menjepit kaki sondir dan amati apakah mesin benar-benar dalam keadaan vertikal terhadap permukaan tanah.
6. Isikan oli ke dalam ruang hidrolis sampai penuh, hingga bekerjanya tekanan sempurna.
7. Pasang bikonus pada ujung pipa pertama dan kontrol sambungan-sambungannya.
8. Pasanglah rangkaian pipa pertama pada mesin sondir tepat pada lubang yang telah dipersiapkan.
9. Tekanlah pipa dengan jalan memutar stang pemutar pada alat sondir untuk memasukkan bikonus ke dalam tanah. Setelah pipa masuk sedalam 20 cm, hentikan pemutaran stang. Pemutaran dilanjutkan kembali untuk menekan besi isi pipa. Pada penekan pertama ujung konus akan bergerak ke bawah sedalam 4 cm, dan jarum manometer bergerak. Catat tekanan yang ditunjuk oleh manometer tersebut. Tekanan inilah yang disebut perlawanan penetrasi konus (PK). Pada penekanan berikutnya, konus dan mantelnya bergerak ke bawah. Nilai manometer yang terbaca adalah nilai perlawanan lekat (JP = PK + HL). Catat besarnya JP.
10. Tekan kembali pipa sondir masuk ke dalam tanah untuk mencapai kedalaman baru. Hentikan setelah mencapai kedalaman tiap interval 20 cm. Lakukan kembali pekerjaan no. 9.
11. Hentikan pengujian sondir apabila :
± Kedalaman telah mencapai kedalaman yang diinginkan.
± Jika bacaan manometer telah mencapai angka maksimal.

Read more...

DCP Test

pengujian dengan menggunakan alat DCP untuk mencari nilai CBR tanah. Lokasi pengujian di area parkir motor kampus unikom.
CBR / California bearing ratio
 Didapat dari :
-          pengujian CBR lab, yaitu mengambil sample tanah kemudian dilakukan pengujian di laboratorium
-          pengujian penetrasi (cone penetrometer) dengan alat :
  • DCP (dynamic cone penetrometer), berupa alat sederhana dengan indicator ukur dan beban tumbuk di atasnya. Lihat gambar 1.


  Gambar 1. Alat DCP
 a. Peralatan
1. Pemberat 10 Kg (palu geser), dijatuhkan dari ketinggian 46,0 cm. sepanjang satu batang baja dengan diameter (d) = 1,6 cm untuk memukul suatu landasan.
2. Satu batang baja keras diameter (d) = 1,6 cm panjang 1,0 m dan dipasang kerucut naja keras dengan sudut 60 0.
3. Batang pengukur untuk mengukur Penetrasi ( ketelitian + 0,1 cm ), meter dan kunci.
 b. Persyaratan Pengujian
Lokasi pemeriksaan dilakukan 1 percobaan per 50 m mendatar atau kebutuhan yang disyaratkan , Untuk daerah bukit 1 percobaan dan lembah 1 percobaan, biasanya ini dilakukan sebagai pekerjaan Quality Control pada pekerjaan pembuatan jalan.
 Proserdur Uji:
A. Uji Lapangan
1. Pilih titik pada sumbu jalan, catat stasiun, nama jalan penghubung dan nomor, nama kabupaten.
2. Alat diletakan pada permukaan sub grade.
3. Periksa jenis bahan dan kondisi dari setiap lapisan tanah.
4. Pasang peralatan DCP dan pastikan alat siap diopersikan.
5. Dirikan peralatan pada kedudukan vertikal terhadap tanah dasar, dan ini sekarang merupakan kedudukan untuk memulai percobaan.
 B. Lokasi Pengetesan
1. Stasiun 0 + 000
2. Stasiun 0 + 050
3. Stasiun 0 + 100
4. Stasiun 0 + 150
5. Stasiun 0 + 200
Percobaan:
a. Kerucut dimasukan kedalam tanah dasar sampai diameter paling besar
b. Penetrasi diukur untuk setiap pukulan sampai maximum 40 pukulan.
c. Satu orang mengopersikan petro meter mengangkat palu dan perlahan – lahan sampai mencapai bagian atas pemukul pegangan (Handel) lalu membiarkan palu jatuh dengan bebas sedemikian sehingga memukul landasan dan pastikan bahwa penetrometer dalam posisi vertikal.

sumber: http://tsipilunikom.wordpress.com/2010/11/22/dcp-test/
Read more...

 

TeknikSipil.NET Copyright © 2018