WEBSITE SEDANG DIKEMBANGKAN

Showing posts with label Tentang Rumah. Show all posts
Showing posts with label Tentang Rumah. Show all posts

Memperbaiki Dinding yang Kopong

Pemlesteran dinding yang tidak benar dan teliti dapat menimbulkan masalah dinding kopong. Yang dimaksud dinding kopong adalah dinding yang bila diketuk-ketuk menimbulkan bunyi seperti gaung karena struktur didalamnya kurang kompak. Dengan kondisi seperti ini sudah dipastikan dinding menjadi kurang kokoh.
Memang pengaruhnya tidak langsung terasa tapi jika dibiarkan, keadaan ini akan mengganggu kenyamanan tinggal dan dinding juga akan jadi rapuh. Akibatnya ketika akan menggantung sesuatu di dinding, paku tidak bisa terpasang dengan benar karena dinding tidak bisa menyangga dengan baik.

Tentu, ada cara untuk memperbaikinya seperti yang diuraikan  berikut:

Alat dan Bahan
1. Semen Instan
2. Flat Trowel
3. Kuas
4. Jidar
5. Cetok
6. Palu
7. Tatah

Pengerjaan
1. Membobok Dinding Kopong
Boboklah dinding kopong sampai seluruh bagian dinding yang kopong terbuka. Gunakan alat tatah dan palu, lakukan dengan hati-hati agar tidak melukai dinding yang tidak dibobok.
Bersihkan bekas bobokan tersebut dengan menggunakan kuas agar debu-debu yang ada pada plesteran dapat diminimalkan. Bila terlalu banyak debu yang ada di dinding, dikhawatirkan plesteran tidak dapat menempel dengan baik, sehingga dikemudian hari dinding harus diperbaiki lagi.
2. Aplikasi Semen Instan
Buatlah adonan dari semen instan, dengan mencampurkan semen instan dan air. Sebelum mulai menempelkan adonan ke dinding, terlebih dahulu siramlah dinding yang telah dibobok tadi dengan air biasa sampai seluruh permukaan basah. Penyiraman ini bertujuan untuk memberi daya rekat yang lebih kuat pada plesteran. Setelah seluruh permukaan dinding yang akan diperbaiki telah dibasahi, segeralah mengoleskan adonan yang telah dibuat tadi ke dinding.
Gunakan jidar yaitu balok alumunium yang panjangnya kurang lebih 1,5 m untuk meluruskan permukaan dinding. Caranya dengan menggesekkan jidar dari bawah ke atas. Plesteran yang berlebihan akan otomatis terbawa oleh jidar.
Gunakan Flat Trowel untuk menghaluskan permukaan plesteran sampai terlihat rata dan halus, teruskan dengan membetikan acian pada permukaan plesteran sebelum dinding siap di cat kembali.
Read more...

Elemen Bangunan: Kolom

Elemen Bangunan: Kolom. Kolom berfungsi untuk memikul beban diatasnya, momen yang timbul akibat konstruksi yang ada, berat sendiri dan juga mengikat dinding bangunan agar tidak mudah goyah akibat beban muka.

Kolom terdiri dari 2 macam struktur yang memikul seluruh konstruksi yang ada sehingga kuat menahannya (beban vertikal dan horizontal) tanpa ada perubahan bentuk (melengkung bengkok, miring, membengkak). Beban yang dipikul dapat diteruskan secara langsung tanpa terputus ke pondasi dibawahnya. Besar kolom dihitung.



Kolom yang lain adalah kolom non struktur yang sering disebut kolom praktis (tidak dihitung besarnya). Kolom praktis ini berfungsi memperkuat dan memperkaku dinding tembok sehigga kuat menahan semua beban yang diterimanya.



Kolom praktis paling banyak dipasang pada sudut-sudut ruangan (pertemuan antara pasangan dinding batu merah) dan pada tengah dinding tembok apabila dinding dibuat panjang (kolom dapat dipasang ±3 m apabila dinding panjang, kolom praktis dibuat setebal ukuran dinding 0,15 x0,15)

Read more...

Elemen Bangunan: Dinding

Dinding bangunan fungsinya dapat terdiri dari 2 macam, yaitu dinding struktur yang berfungsi menerima atau memikul beban dari atas (atap) beban samping dan lain sebagainya. Karena itu dinding tersebut harus diperhitungkan mampu memikul konstruksi atap dan beban lain.

Letak dinding struktur adalah tepi, dimana tumpuan atap terletak diatasnya. Dinding teri atau luar selain berfungsi penahan beban yang paling berat dari atap, dan angin dinding ini juga berfungsi untuk melindungi bangunan dari air hujan, dan sinar mathari. Karena itu dinding dibuatdari bahan yang mampu menyekat panas dan tahan terhadap air.

Dinding lain adalah dinding non struktur yaitu dinding yang secara teoritis tidak ikut menahan beban konstruksi atap, beban angin dan sebagainya. Dinding ini hanya berfungsi sebagai pembatas atau penutup ruangan. Dinding non struktur umumnya terletak didalam ruangan (untuk membagi atau menyekat ruangan), sehingga konstruksinya dapat dari berbagai macam bahan (batu merah,kayu, alumunium, beton cetak, batako, dan lain-lain). 

Read more...

Elemen Bangunan: Lantai

Lantai terletak secara langsung di atas tanah, dimana air tanah dapat merembes atau menguap ke atas yang menyebabkan lantai menjadi basah dan lembab dapat mengganggu kesehatan penghuni. Untuk mencegah hal tersebut lantai diberi lapisan yang kedap air. Lapisan lantai sederhana adalah plesteran dengan spesi PC, lapisan batu merah, beton rabat. Lapisan yang baik adalah dari tegel, keramik, marmer, dan dapat pula lapisan penutup dengan kayu.


Sebelum dibuat lapisan di atas tanah diurug dengan plesteran pasir dan disiram agar menjadi padat dan lebih memperkuat dasar lantai sehingga lantai dapat menerima beban merata tidak mudah turun (ambles sebagian atau semua)

Ketinggian paling sedikit 0,20 m diatas muka tanah agar air hujan tidak masuk ke lantai bangunan.


Read more...

Elemen Bangunan: Trassram

Trassram adalah pasangan batu merah untuk dinding yang terletak paling bawah yaitu diatas sloof. Pasangan dinding batu merah ini berhubungan langsung dengan bawah (tanah) yang terdapat air, dimana air itu dapat merembes ke pasangan bata yang menyebabkan basah dan berlumut (berjamur). Akibat dinding tembok basah tersebut, maka ruangan menjadi lembab.
Oleh karena itu untuk mencegah didnding tembok tidak basah, maka dinding harus dibuat kedap air yaitu membuat trassram dengan spesi campuran 1 PC : 2 Pasir, ukuran 0,20 m dibawah lantai dan 0,20 m diatas lantai.
Ukuran Trassram kamar mandi maka tingginya minimum 1,50 m di atas lantai sehingga air yang dipakai tidak membasahi dinding.

Read more...

Elemen Bangunan: Sloof

Sloof terbuat dari balok beton bertulang praktis yang dipasang diatas pondasi batu kali atau batu merah yang berfungsi untuk meratakan beban, menghindarkan kemungkinan retak pada bagian tanah yang lemah akibat kekuatan daya dukung yang tidak sama, terdapat bekas galian, pemasangan pipa saluran atau beton buis dan juga berguna memperkaku seluruh pondasi. Sloof harus dibuat sepanjang pondasi batu kali atau batu merah yang dibuat dan menangkup satu sama lain secara keseluruhan sehingga menyatu menjadi kaku. Dengan dibuatnya sloof, maka bila terjadi retak pondasi batu kali atau batu merah, maka retak tersebut tidak akan terus ke atas mengakibatkan dinding tembok ikut retak. Sloof dibuat dari beton bertulang praktis dengan ukuran 0,15 x 0,20 cm(setebal dinding tembok diatasnya)
Read more...

Elemen Bangunan: Pondasi

Elemen Bangunan: Pondasi. Pondasi adalah bagian bangunan yang terletak paling bawah dan merupakan landasan berpijak bangunan keseluruhan. Pondasi menerima beaban bangunan diatasnya dari dinding/kolom sampai atap dan akan meneruskan beban ke tanah dasar dibawahnya. Dengan demikian pondasi berfungsi memindahkan atau membagi beban bangunan yang ada baik beban mati atau beban hidup. Pondasi harus dibuat (diperhitungkan) sedemikian rupa, sehingga menjamin kestabilan bangunan terhadap berat sendiri beban mati, beban hidup (beban berguna) dan beban luar yang ada seperti beban angin, beban gempa, getaran kendaraan atau mesin dan lain sebagainya.

Untuk merencanakan jenispondasi ditentukan oleh keadaan/kekuatan tanah. Tanah dasar dapat terdiri dari tanah lembek, tanah berair, tanah liat, pasir, kerikil yang kekuatan daya dukungnya berbeda-beda.

Tanah Lembek
Tanah lembek adalah tanah yang daya dukungnya atau kekuatannya kecil yaitu ±σ =0,30-0,60kg/cm2. Butir-butirnya lebih kecil dari 0,002 mm.

Tanah Liat Padat
Tanah liat padat/lempung/clay terdiri dari lapisan yang padat yang padat dengan daya dukung σt = 0,80-1,20 kg/cm2

Pasir
Pasir mempunyai butir berbeda-beda yaitu pasir halus 0,02-0,2 mm dan pasir kasar 0,2-2mm. Daya dukung σt = 2-5 kg/m2

Kerikil
Kerikil dapat terdiri dari partikel kerikil halus 2-16mm dan kerikil kasar 16-64 mm. Daya dukung σt = 3-7 kg/cm2

Untuk mengetahui kekuatan atau daya dukung tanah tersebut dapat dilakukan dengan penyelidikan tanah di lapangan dengan alat sondir atau dengan mengambil contoh tanah (dibor) kemudian tanah itu diselidiki kekuatannya di Laboratorium Mekanika Tanah.

Dengan mengebor tanah, maka kedalaman lapisan tanah dan kekuatan tanahnya akan dapat diketahui.

Dari hasil penyelidikan tanah akan dapat dipakai sebagai dasar merencanakan jenis pondasi yang dibuat, misalnya pondasi batu kali (bentuk trapesium agar luas bidang dasar lebih luas untuk menyebarkan beban yang diterima), pondasi batu merah, pondasi batu beton tumbuk, pondasi pelat beton, pondasi sumuran, pondasi tiang dan sebagainya. 

Read more...

 

TeknikSipil.NET Copyright © 2018